Madura Belum Terlihat Gerakan ISIS

6-FOTO OPEN sul-isis IMG-20140812-02969Sumenep, Bhirawa
Gerakan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dinilai sangat membahayakan bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga perlu ada upaya-upaya yang perlu dilakukan seperti intensifitas koordinasi berbagai elemen pemerintah dan kemasyarakatan.
Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya, Kolonel Nisan Stiadi mengatakan, sesuai petunjuk pimpinan, pihaknya telah melakukan upaya-upaya guna mencegah berkembangnya kelompok radilak di Indonesia termasuk di Jawa Timur. Salah satu upaya yang dilakukan, bersama jajaran Polri, kelompok keagamaan dan tokoh masyarakat, pihaknya telah melakukan koordinasi secara intensif guna menanggulangi berkembangnya gerakan ISIS tersebut.
“Bersama Polri dan lapisan masyarakat lainnya kami telah melakukan koordinasi agar ISIS tidak berkembang di indonesia utamanya di Jawa Timur, meski di Sidoarjo telah ditemukan adanya kelompok tersebut, tapi itu sudah dapat dibendung,” kata Kolonel Nisan Stiadi, saat kunjungan kerja di Sumenep, Selasa (12/08).
Menurutnya, selain berkoordinasi secara intensif dengan lapisan masyarakat, ada beberapa kelompok masyarakat yang sudah mendeklarasikan diri bahwa menolak gerakan ISIS, seperti di Sidoarjo dan Surabaya beberata hari terahir ini. Mereka mendandakan, salah satu bentuk antisipasi dan penolakan terhadap gerakan radikal tersebut. “Deklarasi penolakan terhadap gerakan ISIS itu merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap NKRI dan itu dilakukan secara bersama-sama masyarakat dengan kami,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia memaparkan, di Jawa Timur belum terdeteksi adanya gerakan-gerakan yang menyerupai kelompok ISIS, selain di Sidoarjo yang telah ditertibkan, termasuk di Madura. Kendati demikian, pihaknya tetap mewaspadai agar benar-benar tidak berkembang. “Kalau di Madura, termasuk di Sumenep belum ada laporan kegiatan ISIS. Tapi tentunya tetap harus waspada,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Bupati Sumenep, A Busyro Karim menyatakan, guna mengantisipasi berkembangnya gerakan radikal di Bumi Sumekar ini, pihaknya mengaku telah mensosialisasikan kepada masyarakat diberbagai kegiatan terkait bahayanya gerakan ISIS itu.
“Di berbagai kegiatan seperti di momen halalbihalal di kecamatan-kecamatan, kami telah mensosialisasikan bahaya gerakan ISIS itu, meski sebenarnya di Sumenep ini belum ditemukan gerakan tersebut,” terang Bupati Sumenep.
Dia memaparkan, gerakan ISIS tidak boleh ada di Indonesia, karena Indonesia bukan negara perang tapi termasuk negara aman, sehingga tidak perlu adanya gerakan semacam ISIS itu yang hanya merusak keutuhan NKRI. “Indonesia bukan negara perang, jadi tidak perlu gerakan seperti ISIS itu dan di Sumenep tidak ada aliran itu,” tuturnya.
Bupati berharap, agar warga Sumenep tidak mudah menerima ajakan orang asing termasuk ajakan masuk ke gerakan ISIS. “Kami berharap, warga Sumenep tidak gampang terpengaruh dengan gerakan ISIS,” harapnya.
Bentengi Pelajar
Sementara itu, Kepolisian Resor Bondowoso ikut membentengi para pelajar dari pengaruh ideologi radikal, seperti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), dengan melibatkan perwira saat upacara bendera. “Sebagai generasi penerus bangsa, para pelajar ini harus terjaga dari paham-paham yang mengingkari dasar negara Pancasila,” kata Kapolres Bondowoaso AKBP M Sabilul Alif di Bondowoso, Senin (11/8).
Mantan Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Surabaya itu menjelaskan, para pelajar harus sudah diajarkan sedini mungkin mengenai adanya paham atau aliran agama yang radikal dan berbahaya bagi keutuhan NKRI. “Dengan tahu sejak dini, mereka tidak perlu sampai terhasut. Sebagai agen perubahan, para pemuda seharusnya turut menyosialisasikan bahaya aliran radikal ini di masyarakat,” ucapnya.
Kapolres yang dikenal memiliki banyak terobosan untuk menjamin terpeliharanya keamanan masyarakat itu mengemukakan bahwa dirinya berupaya untuk mendekatkan anggota Polri dengan masyarakat. “Sekarang kami mengerahkan perwira polisi turun ke sekolah.
Mereka menjadi inspektur upacara yang diadakan tiap Senin pagi. Perwira polisi mulai Kapolres, kepala bagian, kepala satuan hingga kepala kepolisian sektor secara rutin melakukan pendekatan seperti ini dengan menjadi inspektur upacara di sekolah,” tuturnya lebih jauh.
Hanya saja, kata dia, kegiatan turun ke sekolah itu tidak dilaksanakan setiap pekan, melainkan setiap bulan sekali. [sul,mb3]

Keterangan Foto : Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya

Rate this article!
Tags: