Mahal, Penjualan Cabai di Bojonegoro Merosot

seorang pedang sayuran dipasar kota Bojonegoro. [achmad basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Penjualan cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisonal di Kabupaten Bojonegoro, merosot tajam akibat masih tingginya harga komoditas cabai tersebut di kisaran Rp135.000 hingga Rp140.000 per kilogram.
Seorang pedagang cabai di Pasar Kota Bojonegoro, Umi mengatakan, sebelum harganya naik, ia memiliki stok cabai 15 kilogram per harinya. Namun, setelah harganya melejit, ia hanya bisa menjual lima kilogram saja. ” Pembeli semua mengurangi belanjanya. Pelanggan juga membeli cabai hanya setengah, bahkan ada pembeli hanya membeli satu ons saja,” kata Umi, kemarin (8/2).
Kondisi saat ini, Ia mengaku tidak berani kulakan cabai merah rawit banyak. ” Kalau harganya masih tinggi, kulayakan ya sedikit khawatir tidak laku,” ujarnya.
Ia mengaku memperoleh cabai rawit merah dari pedagang Lamongan, Malang, yang memperoleh cabai rawit produksi di daerah setempat. ” Cabai rawit merah ini produksi Lamongan, termasuk cabai rawit kuning dengan harga Rp 65.000 per kilogram,” ucapnya.
Namun, lanjut dia, cabai rawit lompong di tempatnya pasokan dari Malang dengan harga Rp 65.000 per kilogram dan cabai tampar Rp60.000 per kilogram. Tetapi, lanjut dia, harga rawit merah pasokan dari Kediri yang dijual di tempatnya harganya Rp 125.000 per kilogram, lebih rendah dibandingkan cabai rawit merah produksi Lamongan. ” Cabai rawit merah ini pasokan dari Kediri, kualitasnya lebih baik dibandingkan cabai rawit produksi Lamongan,” bebernya.
Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai tersebut disebabkan karena minimnya pasokan cabai dari petani. Selain itu musim hujan yang tak tetntu telah membuat cabai mudah busuk dan gagal dipanen. Jika cuaca cerah, kata dia, harga cabai kemungkinan bisa normal.
Menanggapi kenaikan harga cabai saat ini yang mencapai Rp140.000 per kilogram, konsumen memilih untuk realistis dengan mengurangi jumlah cabai yang dibeli.  “Saya terpaksa mengurangi jumlah pembelian. Sebelumnya uang Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu sudah dapat satu kilo, sekarang hanya setengah kilogram saja,” kata seorang pembeli di Pasar Kota Bojonegoro, Sarimah.
Ia sengaja memilih mengurangi pembelian cabai karena sisa uang lainnya bisa digunakan untuk membeli kebutuhan pokok lainnya, seperti sayuran, lauk, dan beras. [bas]

Tags: