
Luncuran Awan Panas Guguran (APG) Gunungapi Semeru menerjang Jembatan Gladak Perak di Lumajang, Jawa Timur, MInggu (4/12/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunungapi Semeru dari ÔSiagaÕ menjadi ÔAwasÕ atau dari Level III menjadi Level IV. ANTARA Jatim/Dok BNPB/Zk
Pemprov, Bhirawa
Gunung Semeru dengan puncaknya Mahameru kembali memuntahkan awan panas guguran (APG), Minggu (4/12). Akibatnya, sebanyak 2.219 jiwa mengungsi. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah seiring pendataan yang dilakukan.
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Semeru Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tinggi kolom abu teramati ± 1.500 m di atas puncak atau ± 5176 mdpl.
Dengan status itu, masyarakat dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Sebab berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar, hingga jarak 17 km dari puncak.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun mengimbau, seluruh masyarakat yang berada di lokasi sekitar gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, untuk segera menyelamatkan diri dan mencari titik-titik evakuasi terdekat yang sudah disiapkan petugas.
“Saya mohon agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan tidak melakukan aktivitas apapun dan tidak panik. Saat ini utamakan keselamatan, evakuasi diri terlebih dahulu. Tolong, karena saat ini aktivitas Semeru meningkat, segera cari dan evakuasi diri agar aman dan selamat,” kata Gubernur Khofifah.
Saat ini, Pemprov Jatim melalui Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD), telah menyiagakan 12 titik pengungsian dan diisi sebanyak 2.219 jiwa. Diantaranya SDN 4 Supiturang sebanyak 266 jiwa, Masjid Supiturang sebanyak 70 orang, Masjid Nurul Jadid Pronojiwo 70 orang, Balai Desa Oro-Oro Ombo sebanyak 217 jiwa, SMPN 2 Pronojiwo 100 orang, SDN 2 Sumberurip sebanyak 119 jiwa, Balai Desa Sumberurip sebanyak 228 jiwa, Balai Desa Penanggal sebanyak 131 jiwa, Pos Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro sebanyak 52 jiwa, Balai Desa Pasirian sebanyak 216 jiwa, Lapangan Candipuro sebanyak 150 jiwa dan Kantor Kecamatan Candipuro sebanyak 600 jiwa.
“Hingga saat ini pun, pihak petugas masih terus melakukan proses pendataan para pengungsi, guna memaksimalkan bantuan. Data ini sedang berproses sehingga dapat berubah sampai pendataan berahir,” kata Gubernur Khofifah.
Sementara itu, untuk layanan kesehatan terdapat di Puskesmas Pasirian dan Puskemas Tempeh, telah disiapkan menjadi tempat perawatan sementara rujukan dari Puskesmas Penanggal dan Puskesmas Candipuro.
Gubernur Khofifah menegaskan, agar masyarakat patuh terhadap peringatan dan arahan petugas yang telah berada dilokasi. Saat ini, Pemprov Jatim melalui BPBD Jatim dan relawan telah bergerak menuju lokasi erupsi, untuk melakukan penanganan evakuasi dan membantu penyiapan logistik kepada masyarakat sekitar yang terdampak.
“Kami telah berkoordinasi dengan Pemkab Lumajang, khususnya Bupati Lumajang guna mengawal langsung upaya penanganan bencana erupsi Gunung Semeru,” imbuhnya.
Penanganan bencana Gunung Semeru ini menjadi prioritas utama Pemprov Jatim utamanya dalam evakuasi para korban terdampak. Termasuk diantaranya kebutuhan para pengungsi. “Sore ini tim BPBD Jatim sudah mulai mengirimkan bantuan baik kebutuhan pokok masyarakat terdampak maupun relawan,” imbuhnya.
Semua ini, katanya, merupakan langkah sigap yang telah dilakukan Pemprov Jatim di bawah koordinasi bersama dengan pihak BNPB, dan tentunya Pemkab Lumajang guna memaksimalkan layanan bagi masyarakat yang terdampak.
Dari informasi yang disampaikan BPBD Jatim, hingga pukul 14.10 WIB material APG terpantau di Curah Kobokan. Dimana, dilaporkan hal ini diikuti oleh penurunan aktivitas yang terpantau dari seismograf. [tam]