Mahasiswa Asing Belajar Makanan Tradisional

Mahasiswa asing asal China belajar membuat dan mengkreasikan masakan khas Indonesia saat berkunjung ke UPT Bahasa dan Budaya ITS, kemarin (4/12).

Surabaya, Bhirawa
Makanan tradisional masih menjadi media yang cocok untuk mengenalkan budaya bangsa. Karena olahan makanan tradisional yang ada di setiap daerah, bahkan belahan dunia memiliki rasa yang khas dengan paduan bumbu yang digunakan. Seperti di Indonesia, yang mempunyai banyak makanan dengan rasa yang khas akan rempah-rempahnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala UPT Bahasa dan Budaya ITS, Ratna Rintaningrum. Dalam kunjungan studi yang dilakukan 18 mahasiswa asing yang berasal dari 14 megara. Diantaranya, China, Vietnam, Malaysia dan Thailand, tersebut para mahasiswa asing berkesempatan untuk mengkreasikan bumbu, rempah dan bahan-bahan masakan untuk diolah menjadi menu masakan khas Idonesia.
“Untuk kunjungan mahasiswa asing kali ini, kami adakan program life cooking entrance, yaitu memasak masakan Indonesia. Seperti soto, nasi goreng, dan rujak manis. Kami menganggap kuliner ini merepresentasikan budaya. Apalagi setiap daerah bahkan kota-kota kecil di Indonesia punya makanan khas,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Program tersebut digagas atas kerjasama yang dibangun antara International Office dan UPT Bahasa dan Budaya ITS. Dalam agenda Commtech Nusantara 2018. Para mahasiswa asing ini, akan memperlajari bahasa dan budaya Indonesia selama 10 hari ke depan. Selain itu, mereka juga belajar bisnis di kota Surabaya.
“Program memasak ini jadi agenda ke enam mereka. Setelah itu mereka akan melakukan foto season dengan berbagai objek lukisan dan mural painting. Seperti mural bahasa Inggris, bahasa Arabic, bahasa Jepang dan bahasa Jerman” kata dia.
Dengan diadakannya program tersebut, pengalaman baru diakui Ratna, tidak hanya dialami para mahasiswa asing yang berkunjung. Melainkan juga, pihak UPT Bahasa dan Budaya berkesempatan dalam mempelajari budaya asing dari negara masing-masing mahasiswa.
“Melalui pengalaman tersebut diharapkan tidak hanya bahasa dan adat istiadat saja yang dapat diketahui oleh para mahasiswa asing ini. namun juga bertukar wawasan terkait kuliner juga dapat menjadi daya tarik sendiri bagi mereka saat kembali berkunjung ke Indonesia,” ujar Ratna.
Sementara itu, mahasiswa Dalian Maritime University (TMU) China Vang Keshi mengatakan jika memasak nasi goreng merupakan pengalaman pertamanya. Ia mengaku jika sangat menyukai kegiatan tersebut.
“Memang sedikit rumit saat mencampurkan bumbu-bumbunya dan bahan-bahan lainnya seperti telur. Tapi saya menikmatinya,” kata dia. [ina]

Tags: