Mahasiswa Asing Rasakan Sensasi di Sawah

Mahasiswa Asing Rasakan Sensasi di SawahKota Batu, Bhirawa
Para mahasiswa Singapura dan Jepang merasakan sensasi yang jarang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari ketika mulai memegang tanah bercampur air. Karena di negaranya, mereka tak pernah melihat hamparan tanah sawah yang begitu luas. Akibatnya mereka mengaku takjub ketika mengunjungi hamparan sawah yang ada di Kampung Wisata Temas, kemarin (16/3) kemarin.
Seperti yang dirasakan mahasiswa Singapore Polytechnic, Brandon, yang mengaku di negaranya memiliki keterbatasan lahan pertanian. Kebanyakan masyarakatnya menanam dengan menggunakan media air. Melihat dan menyentuh tanah berlama-lama saat menanam memberikan sensasi yang luar biasa.
“Kebanyakan menggunakan media air, terutama di kawasan perkotaan,” ujar Brandon.
Di Kampung Wisata Tani Temas ini, Brandon datang bersama-sama 78 mahasiswa dari Singapore Polytechnic, mahasiswa Kanazawa Technical College Jepang, mahasiswa Kanazawa Institute Of Technologi dan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Mereka semua mengikuti program Learning Express, sebuah program pengabdian masyarakat di bidang home industri.
“Program ini adalah program pengabdian untuk masyarakat dari para mahasiswa ini, selama dua minggu mereka akan tinggal di kampung ini,” kata Djarum dari International Relationship Office (IRO) UMM.
Selama itu para mahasiswa ini akan tinggal di rumah petani, pelaku usaha UMKM hingga setiap hari mereka bisa berinteraksi langsung dengan warga. “Mereka melihat langsung bagaimana proses UKM dan para petani, kemudian mereka akan membantu dengan teknologi,” ujarnya.
Setiap permasalahan yang ada di desa ini akan didiskusikan oleh para mahasiswa ini, kemudian mereka akan mencari solusi hingga membuat prototype peralatan yang bisa membantu petani dan pelaku usaha untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Rencananya nanti, di akhir kegiatan, para mahasiswa ini akan memamerkan peralatan yang mereka buat untuk membantu pengusaha dan petani organik.
“Para mahasiswa ini kita bagi dalam 3 kelompok, pemotongan ayam, pembuatan tahu dan pertanian organik,” ujar Djarum. [nas]

Tags: