Mahasiswa Bidikmisi Bicara Revolusi Industri 4.0

Wahyu Syafi’ul Mubarok

Wahyu Syafi’ul Mubarok
Menjadi mahasiswa bidikmisi menuntut Wahyu Syafi’ul Mubarok untuk membuktikan diri. Mahasiswa S1 Universitas Airlangga memiliki perhatian yang cukup besar terhadap perkembangan duni digital. Khususnya terkait revolusi industri 4.0 yang mengiringinya.
Melalui tulisan esainya dengan topik Geoekonomi Digital, Revolusi Industri 4.0, dan Masa Depan Mahasiswa. Wahyu berusaha mengurai seberapa besar kontribusi mahasiswa terhadap revolusi industri 4.0. Gagasan tertulisnya itu pula yang mengantarkan wahyu menjadi pemenang juara 1 lomba esai nasional Kamakarya 2018. Lomba ini diikuti oleh puluhan mahasiswa penerima bantuan biaya pendidikan Bidikmisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Setelah melalui berbagai proses, Wahyu berhasil meraih juara 1, mengalahkan mahasiswa dari Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung, yang meraih juara III dengan mengangkat bisnis sadar digital, dan mahasiswa UGM yang meraih juara II dengan membahas sociopreneurship.
“Saya menyorot tentang kontribusi yang dapat disumbangkan oleh mahasiswa ketika revolusi industri 4.0, geoekonomi digital, dan bonus demografi. Soalnya memiliki urgensi yang lebih dan perlu untuk disampaikan,” terang Wahyu.
Melalui kompetisi tersebut, lanjut Wahyu, mahasiswa Bidikmisi disebutnya memiliki ruangbyang lebih untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara melalui karya. Berbagai pencerahan dari para pembicara dalam seminar yang diselenggarakan. Pembicara dalam seminar itu merupakan tokoh start up nasional.
“Saya semakin menyadari bahwa bangsa ini besar dan masih buta akan kebesarannya. Dan yang paling penting, dari even ini kembali saya membuktikan bahwa menulis tema-tema sosial tidak hanya milik orang-orang sosial. Karena orang sains-pun punya tanggung jawab akan hal itu,” pungkas Wahyu yang akhir Januari lalu juga meraih juara I karya tulis ilmiah yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPI) di Turki. [tam]

Tags: