Mahasiswa Ceko Takjub Anak SD Lihai Berbahasa Inggris

Mahasiswa asal University Of Colombo, Ceko, Pavla Machulikova saat berdialog dengan siswa SD Muhammadiyah 4 untuk mengisi kelas bahasa Inggris. [adit hananta utama]

Surabaya, Bhirawa
Kemampuan berbahasa Inggris siswa SD tidak boleh lagi dianggap remeh. Hal ini bahkan membuat takjub mahasiswa asal University Of Colombo, Ceko, Pavla Machulikova. Di sela programnya bersama Universitas Trunojoyo,ia juga mengunjungi sekolah untuk mengajar bahasa Inggris.
Dalam program internship teacher yang ia lakukan selama 3 hari di SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Pavla melihat kemampuan bahasa Inggris siswa SD cukup baik. Bahkan siswa kelas 3 sudah bisa memahami banyak kosa kata bahasa Inggris. Padahal di negaranya, bahasa Inggris baru mulai dipelajari saat kelas 3.
“Bahasa Inggris juga menjadi bahasa kedua di negara saya. Tapi anak-anak baru belajar saat kelas 3 SD. Di sini kelas 3 sudah paham banyak kosa kata bahasa Inggris walaupun masih ada kesalahan,”ungkapnya di sela jam mengajarnya, Rabu (13/9).
Di kelas, ia melihat banyak siswa menanyakan berbagai hal yang ia sukai. Mulai dari hobi, makanan, minuman hingga kebiasaan di negara asalnya. Ia bahkan cukup kewalahan dengan antusias siswa yang ingin tahu tentang negaranya. “Mengajar cukup sulit bagi saya, apalagi semua anak tertarik berbicara dengan saya. Mereka menanyakan semua hal tentang saya dengan manis,”kesannya.
Pavla tidak sendiri, beberapa temannya juga datang ke SD Muhammadiyah di Pucang ini. Tidak hanya mengajar, salah satu temannya bahkan mengumpulkan bahan riset untuk studi masternya.
Mega Firenda, guru bahasa Inggris SDM 4 mengungkapkan beberpa kali native speaker memang hadir ke sekolah untuk membantu pembelajaran. Baginya hal ini lebih menarik karena siswa terlihat bersemangat. Sehingga Mega tinggal mengarahkan native speaker untuk membahas materi sesuai dengan yang sedang diajarkan.
“Mereka berdialog tapi tetap dalam pantauan, disesuaikan dengan tema yang diajarkan. Misalkan membicarakan clouds, bisa diarahkan ke perbedaan cuaca hingga membandingkan budaya di ceko dan di Indonesia,” paparnya.
Menurutnya, tidak semua native speaker mampu berkomunikasi dengan baik pada siswa. Beberapa dari mereka juga pasif sehingga selalu mendapat pendampingan dari guru lain untuk mengisi materi.
M Aurelio Evan Setiawan (8), siswa kelas 3 mengungkapkan cukup penasaran dengan kehadiran orang asing. Bentuk fisik hingga gaya bicara yang beda menurutnya memancingnya untuk banyak bertanya. “Karena mereka bisanya bahasa Inggris, ya saya harus belajar tanya Bahasa Inggris,” ungkapnya.
Bahkan Ivar azka werinama oktaviono (8), teman sebangku Aurelio menanyakan detail kehidupan dan kebiasaan guru asing yang masuk ke kelasnya tersebut. “Saya tanya dia suka minum kopi tidak,suka makan nasi tidak, sukanya makan apa. Di negaranya ada makanan apa saja,”celetuknya. [tam]

Tags: