Mahasiswa Delapan Negara Bahas Perkembangan Ekonomi Syariah

Mahasiswa dari 12 negara tengah mengikuti Asean Youth Sharia Economy Summer Program (A-You-ShESP) di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Senin (7/11). [adit hananta utama]

Mahasiswa dari 12 negara tengah mengikuti Asean Youth Sharia Economy Summer Program (A-You-ShESP) di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Senin (7/11). [adit hananta utama]

Surabaya, Bhirawa
Perkembangan ilmu ekonomi syariah terlihat semakin meluas di banyak negara. Khususnya di negara-negara yang masuk dalam wilayah Asean. Hal ini menarik perhatian para mahasiswa dari delapan negara untuk mengkajinya dalam Asean Youth Sharia Economy Summer Program (A-You-ShESP) yang digelar di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya sejak, Senin (7/11).
Selama satu pekan ke depan, para mahasiswa tersebut akan berada di Surabaya dan melihat sejumlah perkembangan ekonomi syariah yang terjadi di Indonesia. Beberapa tempat akan menjadi sampel untuk dikunjungi, seperti bank syariah, UMKM syariah dan perusahaan yang menggunakan manajemen keuangan berbasis syariah.
Wakil Rektor I UM Surabaya Azis Ali Mulhidayat mengatakan hadirnya para mahasiswa lintas negara ASEAN ini menjadi salah satu agenda internasionalisasi kampus. UM Surabaya bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di ASEAN mengirimkan mahasiswanya sebagai delegasi. “Perkembangan ekonomi syariah ini cukup pesat. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki banyak lembaga keuangan dengan menggunakan sistem syariah. Sehingga, ini menarik bagi mahasiswa asing untuk dikaji bersama dalam forum internasional seperti ini,” kata Azis.
Menurut Azis, forum semacam ini lebih dari sekadar menggugurkan mata kuliah mengenai ekonomi syariah yang umumnya berbobot dua SKS (Sistem Kredit Semester). Namun menjadi bagian kuliah semester pendek. Tapi yang terpenting lagi, hasil dari pembahasan ini dapat menjadi salah satu dasar untuk mengembangkan ekonomi syariah di berbagai negara. “Pertumbuhan ekonomi sekarang dinilai melambat, dan keberadaan ekonomi syariah yang dinilai mampu mengatasi perlambatan tersebut,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah pakar ekonomi syariah dari berbagai kampus di Indonesia  dihadirkan sebagai narasumber. John Wee, salah seorang delegasi dari Universitas Malaya Malaysia menyebut mata kuliah ekonomi syariah di kampusnya ada sejak dua tahun lalu.
Dia pun merasa senang bisa mengikuti forum ini. Alasannya, setelah lulus dia ingin menekuni bankir di perbankan syariah. “Di Malaysia keberadaan perbankan syariah berkembang pesat. Banyak investor masuk ke Malaysia menggarap bank syariah, terutama investor asal Tiongkok,” urai John.
Masyarakat Malaysia, kata John, kini lebih tertarik pada ekonomi syariah karena aturannya lebih banyak dan dinilai lebih menguntungkan. [tam]

Tags: