Mahasiswa Demo Bergelombang Peringati Hari Bumi

Aktivis mahasiswa yang tergabung dalam HMI Cabang Tulungagung saat melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran TT, Rabu (22/4).

Aktivis mahasiswa yang tergabung dalam HMI Cabang Tulungagung saat melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran TT, Rabu (22/4).

Tulungagung, Bhirawa
Hari Bumi, Rabu (22/4) kemarin, diperingati mahasiswa dan LSM di Tulungagung dengan menggelar aksi unjuk rasa. Mereka turun jalan dengan bergelombang.
Aksi pertama dilakukan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) Cabang Tulungagung. Mereka melakukan aksi dengan long march sebelum kemudian berorasi di Bundaran TT (Tulungagung Theatre) dan depan Taman Alun-alun Kota Tulungagung.
Selain itu, para mahasiswa tersebut sebagian di antaranya melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan rusaknya hutan di bumi akibat penebangan pohon. “Banyak tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab saat mengeksploitasi hutan. Apalagi di kota penebangan pohon dilakukan dengan dalih pembangunan untuk kemajuan kota,” tandas salah seorang mahasiswa saat berorasi.
Hal yang sama dilakukan oleh gabungan LSM dan mahasiswa yang menamakan diri Gerakan Penyelamat Sumberdaya Alam. Aksi demo gelombang dua yang waktunya hampir bersamaan dengan HMI Cabang Tulungagung tersebut juga menyoroti kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini.
Koordinator Gerakan Penyelamat Sumberdaya Alam, Muhammad Ichwan mengatakan kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup sudah terjadi di Tulungagung. Dia mencontohkan semakin masifnya eksploitasi di sektor kehutanan, daerah aliran sungai, pesisir dan laut.
“Ini mengakibatkan intensitas bencana lingkungan meningkat. Di Tulungagung pada awal April 2015 setidaknya ada tiga kecamatan yang dilanda banjir bandang. Dan ironisnya lagi di saat musim kemarau ada tiga kecamatan juga yang terkena kekeringan,” paparnya.

Global Warming
Sementara itu Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim mengingatkan pada seluruh lapisan masyarakat agar meningkatkan kesadaran akan ancaman global warming. Jika sampai terjadi global warming maka keseimbangan kehidupan termasuk di dalamnya perekonomian bakal ikut terganggu.
Kepala BLH Jatim Bambang Sadono mengatakan, berkaitan dengan lingkungan hidup saat ini di Jawa Timur memang sudah ada peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan kesadaran akan ancaman global warming memang harus selalu ditanamkan sejak usia dini. “Sehingga kelak dewasa sudah terbiasa untuk mencintai lingkungan hidup,” katanya, Rabu (22/4).
Dikatakannya, pendidikan lingkungan hidup memang harus selalu ditanamkan sejak usia dini diantaranya di Jawa Timur dengan program sekolah Adiwiyata. Harapannya, siswa yang berada di sekolah Adiwiyata bisa memberikan contoh pada lainnya untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup.
Begitupula di kalangan masyarakat, lanjutnya, saat ini sudah banyak bermunculan tokoh masyarakat yang memfokuskan kepeduliannya pada lingkungan hidup. “Misalkan saja di Surabaya sudah ada anggota masyarakat yang berhasil mendapatkan penghargaan Kalpataru. Diharapkan masyarakat lainnya ikut termotivasi untuk lebih peduli lingkungan,” katanya.
Hal itu dibuktikan juga dengan beberapa organisasi atau lembaga swadaya masyarakat lingkungan hidup hingga pemerhati lingkungan yang selalu berkegiatan untuk mempertahankan kelangsungan lingkungan hidup.
Tidak hanya itu, lembaga masyarakat lainnya seperti ECOTON dan KLH (Konsorsium Lingkungan Hidup) yang juga peduli dengan pentingnya air sungai bagi kehidupan. Adanya pengawasan dari mereka yang bekerjasama dengan Kepolisian dan Badan Lingkungan Hidup, kini pencemaran Sungai Brantas mulai berkurang.
“Bahkan adanya mereka itu, kini masyarakat mulai ada perubahan pandangan, di antaranya mulai membuang sampah pada tempatnya. Masyarakat diarahkan agar tidak lagi membuang sampah di sungai atau jalanan,” kata Bambang didampingi Kabid Konservasi dan Pemulihan Lingkungan Uda Hari Pantjoro .
Selanjutnya, Bambang juga mengharapkan, dunia usaha seperti industri dan perusahaan turut memperhatikan lingkungan hidup memenuhi persyaratan amdal seperti UKL UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan juga memaksimalkan instalasi pengolah airĀ  limbah. [wed,rac]

Tags: