Mahasiswa Malang Kumpulkan Uang Koin untuk Australia

Mahasiswa yang tergabung dalam PMMI saat menggelar aksi kumpulkan uang koin di pertigaan Jalan Raya Gondanglegi, Kec Gondanglegi, Kab Malang, Senin (23/2).

Mahasiswa yang tergabung dalam PMMI saat menggelar aksi kumpulkan uang koin di pertigaan Jalan Raya Gondanglegi, Kec Gondanglegi, Kab Malang, Senin (23/2).

Kab Malang, Bhirawa
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Malang menggelar aksi mengumpulkan koin untuk Australia sebagai respon dari pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit-ungkit bantuan negara kepada Aceh saat diterjang tsunami sekitar 10 tahun lalu, Senin (23/2). Bantuan yang diberikan kala itu sebesar 1 miliar dollar AS.
Mahasiswa juga meminta pemerintah atau Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau warga Aceh sendiri untuk segera mengembalikan dana bantuan ke Aceh tersebut secara langsung kepada PM Abbott.
Aksi mahasiswa tersebut digelar di simpang tiga depan Pasar Gondanglegi, Kabupaten Malang.              Dalam aksinya mereka menggalang uang koin kepada masyarakat dan pedagang.  Penggalangan koin dilakukan kepada para pengguna jalan dan pertokoan yang ada di wilayah tersebut.  Mereka juga membawa spanduk yang bertuliskan Rp 500 For Australia.
Koordinator aksi Mahasiswa PMII Rayon Gondanglegi, Kab Malang Aminullah mengatakan penggalangan koin untuk Australia ini sebagai bentuk kekecewaan  rakyat Indonesia, karena tidak pantas PM Abbott  mengungkit-ungkit bantuannya ke Indonesia.  “Pernyataan Abbott jelas telah melecehkan dan membuat rakyat Indonesia emosi. Abbott mencoba mengintervensi proses hukum di Indonesia. Presiden Jokowi harus tegas,” katanya di sela-sela aksi.
Aminullah mengatakan cara Negeri Kanguru yang mengungkit bantuannya saat tsunami Aceh pada 2004 lalu  menunjukkan ketidaktulusan pada bangsa Indonesia. Mereka terlihat membantu, tapi batinnya tidak tulus. Oleh karena itu, sebagai generasi bangsa, mahasiswa berinisiatif mengumpulkan koin untuk mengembalikan bantuan tersebut.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Malang Zia Ulhaq menyatakan, tidak hanya para mahasiswa saja yang tersinggung pernyataan PM Australia Tony Abbott, tapi semua bangsa Indonesia juga tersinggung, termasuk juga anggota DPRD Kabupaten Malang. Sebab, Australia ingin membarter bantuan Aceh saat tsunami, hanya  untuk menyelamatkan dua warganya yang akan dieksekusi mati karena kasus sindikat narkoba. Andrew Chan dan Myuran Sukamaran, warga Australia yang telah terbukti membawa narkoba pada 17 April 2005 lalu telah divonis hukuman mati.
“Jika sampai Presiden Jokowi  tunduk pada tekanan Australia, ini suatu penghinaan luar biasa terhadap Bangsa Indonesia. Dengan sikap Australia tersebut, Pemerintah Indonesia harus berani dan tegas untuk melanjutkan hukuman mati terhadap dua warga Australia yang sudah divonis mati oleh Pengadilan Negeri (PN) Denpasar-Bali,” ujarnya.
Ditegaskan Zia, Australia harus bisa memisahkan bantuan tersebut dengan masalah hukum Indonesia. Sebab, bantuan untuk bencana tsunami Aceh merupakan bentuk kepedulian atas tragedi kemanusiaan yang menimpa rakyat Aceh. Selain itu, tsunami di Aceh merupakan tragedi kemanusiaan terbesar yang menyita perhatian dunia Internasional, termasuk Australia. [cyn]

Tags: