Mahasiswa NU Kota Surabaya Tolak LGBT

2-gehSurabaya, Bhirawa
Gelombang penolakan lesbi, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) terus dilakukan mahasiswa di berbagai daerah. Kali ini, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berunjuk rasa di Depan Gedung Negara Grahadi, Kamis (3/3) kemarin. Mereka menolak keras keberadaan LGBT yang dinilainya merusak moral ini.
Berbagai poster dan spanduk penolakan LGBT dibentangkan di Jalan Gubernur Suryo dengan dijaga oleh pihak kepolisian. Secara bergantian mereka berorasi dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Koordinator aksi, Fatkhul Khorib mengatakan, aksi ini ditujukan untuk menolak apapun bentuk legalitas LGBT, karena LGBT hanya akan menghancurkan masa depan Indonesia. Dengan aksi ini berharap bahaya tentang LGBT bisa didengar oleh masyarakat.
“Saat ini generasi muda tengah berada dalam ancaman penyebaran LGBT. Terlebih adanya fenomena pernikahan sejenis,” terangnya di sela orasinya kemarin.
Menurutnya, Banyak terdengar dalam sosial media (Sosmed) dan segelintir orang dengan alasan kebebasan, kesetaraan dan HAM dengan tegas memperjuangkan perkawinan sejenis. “Nah, ini merupakan kebebasan yang keblabasan dan merusak akhlak serta merobohkan moral bangsa dan negara,” ujar Fatkhul.
Mahasiswa Fakultas Kesehatan yang masih duduk di bangku semester IV Unusa Surabaya ini mengatakan, selain menggelar aksi, pihaknya juga membagikan brosur dan memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar kampus soal LGBT. Hal ini harus dilakukan karena kelompok LGBT bermain di belakang dan tidak nampak di depan.
“Mahasiswa harus menjadi pencegah. Mahasiswa menjadi agent of change dan agent of social control. Jika ini dilakukan, jumlah LGBT akan berkurang dengan sendirinya,” tambahnya.
Ia juga menuntut pemerintah untuk tetap menolak LGBT dengan tetap mengilegalkan pernikahan sejenis di Indoensia. “Aksi ini sebenarnya untuk mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dengan kelompok LGBT, yang dengan sengaja tidak menunjukkan status sosialnya,” ujarnya.
Setelah unjuk rasa usai, satu persatu mahasiswa Unusa Surabaya membubuhkan tanda tangan di kain putih. Tanda tangan tersebut sebagai simbol menolak keras keberadaan LGBT. Setelah itu, massa membubarkan diri dengan tertib. (geh)

Rate this article!
Tags: