Mahasiswa Papua Enggan Temui Rombongan Gubernur Lukas Enembe

Gubernur Papua Lukas Enembe saat meninggalkan lokasi Asrama Papua setelah gagal mengajak dialog dengan mahasiswa Papua. [adit hananta utama]

Sudah Rencanakan Bakar Batu untuk Upacara Adat
Pemprov, Bhirawa
Pertemuan Gubernur Papua Lukas Enembe dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berlangsung hangat di Gedung Negara Grahadi, Selasa (27/8). Sayang, suasana hangat tersebut tidak dapat terwujud saat keduanya datang ke Asrama Papua di Jalan Kalasan, Surabaya.
Para mahasiswa Papua yang berada di dalam asrama menolak kedatangan rombongan gubernur sambil meneriakkan sesuatu dan melemparan beberapa benda.
Saat mendatangi lokasi asrama, Gubernur Papua Lukas Enembe dan Gubernur Jatim Indar Parawansa bersama rombongan Forkopimda, yakni Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya. Selain itu, sejumlah pejabat dari Papua serta Pemprov Jatim juga turut mengiringi.
Saat tiba, suasana dari halaman asrama sontak riuh. Penghuni asrama meneriaki para pejabat yang datang dengan berbagai ungkapan. Saat kerumunan pejabat berada di depan gerbang, para penghuni asrama juga sempat melempar benda berwarna putih yang tidak diketahui pasti jenisnya.
Tak lama penolakan itu berlangsung, Gubernur Khofifah yang semula berhenti di depan gerbang asrama langsung diamankan kembali ke mobil dinas. Selanjutnya, Gubernur Papua Lukas Enembe menyusul kembali ke mobil.
Setelah rombongan membubarkan diri, penghuni asrama yang masih terus berteriak memasang spanduk di depan gerbang dan pagar.
Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe di Gedung Grahadi menuturkan, Papua yang terdiri dari 350 suku adalah bagian dari suku-suku yang ada di Indonesia. Sehingga, pihaknya tidak ingin ada ekses sekecil apapun yang itu dapat berakibat besar. Kedatangannya di Jatim bersama Majelis Rakyat Papua dan DPRD Papua serta tetua adat Papua adalah silaturahmi untuk memperkuat hubungan antara Jatim dan Papua.
“Seluruh logistik kami dari Papua itu dari Jatim dan Makassar. Kita tidak pernah belanja ke Jakarta. Karena itu, pihaknya berharap bisa saling menjaga hubungan persahabatan,” tutur Lukas Enembe. Pihaknya juga berpesan, agar pemerintah setempat dapat menjaga anak-anak Papua yang tengah belajar di Jatim. Tidak boleh ada perlakuan bagi mereka yang saat ini sedang menuntut ilmu.
Terkait kedatangannya ke asrama Papua, Lukas Enembe mengaku ingin mendengar secara langsung keinginan mahasiswa di sana. Dia sudah mendengar penolakan yang dilakukan mahasiswa kepada anggota DPR. Karena itu, pihaknya berupaya mencoba kembali untuk dapat berkomunikasi. “Kalau memang mereka mau keluar, besok kita harus bakar batu untuk upacara adat,” tutur dia.
Rencana upacara adat tersebut langsung disanggupi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Untuk diketahui, upacara bakar batu merupakan tradisi Papua berupa masak bersama-sama sebagai wujud syukur dan bersikaturahmi.
Dalam pertemuan itu, Khofifah megungkapkan kebahagiaanya karena telah ada silaturahmi yang terbangun dengan Gubernur Papua. Khofifah juga menjelaskan bahwa Jatim saat ini telah memiliki kantor perdagangan di Jayapura dan Sorong. Dia berharap, kantor perdagangan itu dapat dikembangkan di Manokwari sehingga hubungan baik Jatim dengan Papua semakin kuat.
“Nanti pada waktunya kita bersilaturahmi ke gubernur dan masyarakat Papua. Kami semua selama ini membangun komunikasi rasanya sudah sangat dekat dan sangat baik,” tutur Khofifah.
Khofifah kembali menegaskan terkait peristiwa yang terjadi di asrama Papua dan Malang beberapa waktu lalu. Hal itu adalah murni insiden personal dan sama sekali bukan mewakili masyarakat Jatim. “Kami ingin menyampaikan, bahwa anak-anak kami yang di sini (Jatim) tentu ada di antaranya adalah anak-anak Papua dan Papua Barat,” ungkap dia.
Oleh karena itu, anak-anak yang ada di Jatim haruslah merasa aman, nyaman dan terlindungi. “Siapapun mereka, apakah pada saat mereka menuntut ilmu, mencari pekerjaan atau berkunjung ke Jatim,” pungkas Khofifah. [tam]

Tags: