Mahasiswa Poltek Malang dan Pelajar SMKN Mojoagung Belajar Pengolahan Air di Perumdam Tirta Kencana

Mahasiswa Politeknik Negeri Malang tengah mendapatkan arahan dari petugas Perumdam Tirta Kencana di Ruang Panel Inverter, IPA Kudu, Jombang, Selasa siang (12/01). [arif yulianto]

Jombang, Bhirawa
Dua orang mahasiswa dari jurusan Elektronika, Polteknik Negeri Malang dan beberapa pelajar jurusan Kimia Industri dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Mojoagung, Jombang belajar tentang pengolahan air di Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana Jombang, Selasa (12/01).
Pihak Perumdam Tirta Kencana Jombang memberikan syarat yang ketat sesuai Protokol Kesehatan (Prokes) Pencegahan Covid-19 kepada para mahasiswa dan pelajar yang belajar ini. Salah satunya yakni, mereka harus membawa hasil rapid test antigen yang menunjukkan mereka negatif Covid-19.
Direktur Perumdam Tirta Kencana Jombang, Khoirul Hasyim mengatakan, proses belajar mahasiswa Poltek Negeri Malang dan pelajar SMKN Mojoagung, Jombang di tempatnya ini sebenarnya terkait dengan alih tekhnologi.
“Jadi proses pentransformasian ilmu, baik dari lembaga pendidikan formal kepada dunia nyata. Sehingga harapan kami nanti, teman-teman di Perumdam (Tirta Kencana) ini juga tidak tertinggal mengenai perkembangan ilmu dan tekhnologi,” papar Khoirul Hasyim.
Begitu juga kepada mahasiswa dan pelajar ini, Khoirul Hasyim juga berharap, mereka benar-benar mendapatkan kenyataan yang sebenarnya.
“Barangkali ilmu-ilmu yang mereka dapatkan nanti ada beberapa ‘gap’ dengan (kondisi) lapangan, nah dengan alih tekhnologi ini, diharapkan tidak ada ‘gap’ lagi sehingga kami sama-sama dapat untung,” lanjut Khoirul Hasyim.
Dalam arti, sambung dia, jika ada pembaharuan tekhnologi, maka Perumdam Tirta Kencana mendapatkan informasi, di sisi lain, mahasiswa dan pelajar juga memahami bahwa, tekhnologi yang sedang ada, dipraktekkan di lapangan.
“Sehingga ‘gap’ antara ilmu dengan kenyataannya sama,” tandas Khoirul Hasyim.
Dikatakannya, pada masa Pandemi Covid-19 maupun masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), pihaknya mensyaratkan wajib kepada mahasiswa dan pelajar harus memenuhi syarat Protokol Kesehatan, terutama, mereka wajib mengumpulkan hasil negatif dari rapid tes antigen.
“Supaya kami aman, mereka aman, dan proses alih tekhnologi bisa berjalan lancar,” tandas Khoirul Hasyim lagi.
Di lokasi belajar di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kudu, Jombang milik Perumdam Tirta Kencana Jombang, Mahasiswa dari Politeknik Negeri Malang tampak belajar dengan dibimbing petugas dari Perumdam Tirta Kencana di Ruang Panel Inverter. Sementara, para pelajar dari SMKN Mojoagung, Jombang tengah belajar di Ruang Laboratorium Kimia.
Menurut petugas pembimbing yang juga merupakan Kasubag Produksi, Perumdam Tirta Kencana Jombang, Ibrahim, para pelajar SKMN Mojoagung, Jombang ini tengah belajar proses pengolahan air dari air baku sampai air bisa siap konsumsi.
“Jadi sebelum proses pengolahan, perlu ditentukan berapa koagulan yang dibutuhkan. Koagulan itu bahan kimianya, berapa PPM Stroducting yang yang akan dibubuhkan nantinya itu,” ungkap Ibrahim.
Secara garis besar Ibrahim menjelaskan, proses pengolahan air minum di IPA Kudu, Jombang ini yakni, pertama, diambillah air baku dari Sungai Brantas, kemudian dibubuhkan bahan kimia dan diaduk dalam 3 fase.
“Proses pengadukan cepat dan proses pengadukan lambat. Setelah itu, proses pengendapan. Jadi, mulai dari proses pengadukan cepat ini nanti aplikasinya ke Water Treatment Plan (WTP). Nanti proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, habis itu masuk proses filterisasi, setelah itu baru proses chlorinasi, setelah itu air sudah jadi,” beber Ibrahim.
Dari beberapa tahapan dikatakan Ibrahim, proses pengolahan air mulai dari air baku hingga air siap didistribusikan ke pelanggan Tirta Kencana benar-benar terkontrol dengan baik.
“Kalau air sumur kan kita ‘nggak’ tahu berapa PH-nya, berapa NTU-nya, itu kan penting,” jelas Ibrahim.
Salah soeorang mahasiswa Politeknik Negeri Malang bernama Ardin Wibisono menuturkan, alasan dirinya belajar di Perumdam Tirta Kencana Jombang ini yakni, ingin mencari permasalahan terkait proses pengolahan air. Dia dan rekannya bakal menjalani proses belajar selama sekitar 1 setengah bulan.
“Sehingga nanti bisa diaplikasikan ke PDAM untuk program yang semulanya manual, sebisa mungkin diotomatiskan gitu,” tutur Ardin Wibisono.
Sementara itu, seorang pelajar SMKN Mojoagung, Jombang bernama Septianingsih menuturkan, dirinya dan beberapa rekannya yang tengah melaksanakan PSG (Pendidikan Sistem Ganda) atau yang dulu lebih dikenal dengan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini berharap, ilmu yang didapatkan bisa diterapkan jika dirinya kelak masuk pada dunia kerja. [rif]

Tags: