Mahasiswa Sit In Untad Ikuti Perkualiahan di Unair

Rektor Unair Prof Nasih gelar Konferensi Pers bersama 10 mahasiswa Universitas Tadulako yang melakukan sit in di tiga fakultas Unair. Yaitu Fakultas Hukum, Fakuktas Ekonomi dan Studi Pembangunan, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Rabu (31/10).

Berlangsung Hingga Perkuliahan di Palu Normal
Surabaya, Bhirawa
Tidak hanya mengirimkan RS Terapung ‘Ksatria Arilangga’ untuk korban gempa dan tsunami ke Palu-Donggala, Universitas Airlangga (Unair) juga memberikan fasilitas belajar sementara bagi mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu di beberapa fakultas di Unair.
Diantaranya, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Studi Pembangunan, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Diungkapkan Rektor Unair Prof Nasih, berdasarkan kesepakatan di awal dengan Untad dalam Majelis Rektor PTN se-Indonesia (MRPTN) dan Forum Rektor Indonesia (FRI), sebagai salah satu kampus yang ditunjuk untuk memberikan fasilitas pendidikan mahasiswa Untad, Unair akan menyelenggarakan perkuliahan sesuai kebutuhan mahasiswa yang sit in hingga masa perkuliahan di Untad bisa kembali secara normal.
Mahasiswa melakukan sit in ke Unair bisa memilih program studi (Prodi) yang relevan dengan prodi yang ditempuh selama menjadi mahasiswa Untad. Sehingga tidak ada tambahan perkuliahan.
“Ini sudah berlangsung selama tiga minggu. setelah UTS kita harapkan mereka bisa mengikuti perkuliahan untuk mata kuliah yang bisa terselesaikan dalam satu semester. Untuk penilaian sendiri akan dilakukan oleh dosen Untad sendiri,” Ungkap Prof Nasih.
Prof Nasih menambahkan selama satu semester atau lebih tepatnya akhir bulan Desember pihaknya akan menggratiskan biaya pendidikan. Sedangkan untuk biaya hidup ke sepuluh mahasiswa ini masih menjadi pembahasan bagi pihaknya. Karena tidak semua mahasiswa yang melakukan sit in di Unair adalah penduduk asli kota Palu. Melainkan beberapa diantaranya juga penduduk asli Jawa Timur.
“Dari data yang kami peroleh, untuk biaya hidup tidak sepenuhnya mereka hidup disini sendiri. Ada empat sampai lima orang yang tidak punya keluarga disini, kami fasilitasi. Seperti tempat tinggal, makan dan sebagainya,” tutur Nasih.
Akan tetapi, tambah Nasih, pihak Kemenristekdikti juga menyusun anggaran yang akan dikeluarkan bagi mahasiswa yang sit in dengan mendapatkan bantuan sebesar Rp. 1 juta per bulan.
“Ini bagi mereka yang tidak punya keluarga ketika sit in di Kampus yang dituju. Begitu ketika orangtua tidak bisa membiayai anaknya dalam perkuliahan,” ujar dia.
Namun, jika masa sit in sudah selesai, lanjut dia, tapi para mahasiswa masih ada disini maka mereka akan melakukan kredit semester disini.
Salah satu mahasiswa Untad, Luat Paska Sipahutar (19) mengungkapkan untuk bisa sampai ke Surabaya pada tanggal 8 Oktober, pihaknya menggunakan pesawat Hercules bersama dengan beberapa mahasiwa Untad lainnya. Semula, Luat bercerita jika dirinya sempat menginginkan untuk melanjutkan sisa perkuliahan semester lima di kampus daerah Medan. Hanya saja, pihak pemerintah hanya memberikan perjalanan hingga sampai pulau Jawa.
“Ya, pinginnya dekat sama keluarga yang di Medan. Tapi gimana lagi. Yang penting bisa melanjutkan kuliah lebih dulu,” ungkap mahasiwa Untad semester lima ini. Lebih lanjut, dengan biaya hidup yang relative lebih terjangkau pihaknya memutuskan untuk mengikuti mahasiswa sit in di Unair. Laut menilai model pendidikan di Unair lebih banyak terprioritaskan pada praktikum di banding teori. Terlebih, Unair juga telah memiliki akreditasi A.
“Ada tiga mata kuliah yang saya ampu disini. Yaitu, Managemen Kualitas Air Tawar, PPI (parasit penyakit ikan), dan Analisis Penyakit,” kata mahasiswa aquakultur fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Lebih lanjut, diungkapkan laki-laki asal Medan ini, selama tiga minggu terakhir, untuk biaya hidup pihaknya ditopang oleh beberapa rekannya. Termasuk alumni dan senior Untad yang tinggal di Surabaya. selain itu, Badan Eksekutif Mahasiswa Unair juga memberikan bantuan biaya hidup, seperti makan.
“Pihak birokrat Unair juga memberikan kami fasilitas asrama. Jadi disini, kami yang tidak punya keluarga tingga di asrama Unair,” lanjut dia. [ina]

Tags: