Mahasiswa STIH Zaha KKL di Kecamatan Besuk

Para mahasiswa KKL STIH Zaha berbakti untuk masyarakat.

Probolinggo, Bhirawa
Mahasiswa STIH Zainul Hasan (Zaha) Genggong Kraksaan yang sedang melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) menggelar tutorial keaksaraan. Dalam kesempatan itu, Penilik Diktara Kecamatan Besuk juga memberikan simulasi dan pra FGD (Fokus Group Discusion) bersama para mahasiswa. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama berada di Kecamatan Besuk.
Penilik Diktara Kecamatan Besuk Massajo ikut memberikan support para mahasiswa STIH yang sedang KKL di Kecamatan Besuk. Beberapa hal yang sudah dikerjakan di antaranya, bidang pendidikan Non Formal menyelenggarankan kegiatan tutorial keaksaraan di kediaman Sekretaris Desa Matekan Sutomo. Untuk bidang kesehatan, para mahasiswa aktif dalam persiapan lomba PHBS tingkat Provinsi Jawa Timur di Desa Randu Jalak dan bakti sosial aksi 1 juta Biopori membuat Lubang Resapan Biopori (LRB) Desa Randujalak, Matekan, Jambangan, Klampokan dan Sindetanyar.
Penilik Diktara Kecamatan Besuk Massajo yang juga alumni STIH ikut memberikan support agar mahasiswa segera dapat berinteraksi di desa sasaran masing-masing. “Kami sangat mengapresiasi kreasi adik-adik KKL dalam 1 minggu sudah banyak hal-hal positif yang sudah dilakukan bersama remaja, pemuda dan masyarakat di desa,” ujarnya, Senin (5/2) kemarin.
Para KKL ini aktif di posyandu balita, posyandu lansia, perpusdes, pembelajaran keaksaraan, pengajian, penyuluhan hukum, pembinaan desa ramah anak dan pembuatan jamban.
Dari hasil FGD yang digagas oleh Penilik Diktara di Kantor Penilik dan Pengawas Pendidikan Kecamatan Besuk dapat digarisbawahi, betapa pentingnya KKL bagi mahasiswa agar dapat mengekspresikan kemampuan akademik maupun non akademiknya
“Mahasiswa akan samakin memiliki kepekaan sosial, responsif, berpikir kritis tapi positif dan konstruktif. Aparat desa mulai kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan warga merasa senang atas kehadiran para mahasiswa. Serta dapat membantu membangun desa dari aspek yang sangat sederhana dan simpel hanya 2 pekan tentunya berkesan,” terangnya.
Harapannya nanti mereka setelah lulus tetap aktif di desa dan bergaul dengan masyarakat. Apalagi ada rekomendasi dari kampus dan dosen STIH agar mereka tetap aktif membantu layanan pendidikan masyarakat/pendidikan nonformal melalui program keaksaraan, kesetaraan paket A, paketB, Paket C dan lifeskill.
“Penyuluhan tentang kenakalan remaja dan lain sebagainya,” tandasnya. [wap]

Tags: