Mahasiswa Stikosa AWS Gelar Aksi Boikot Kampus

28-mahasiswa Stikosa AWS boikot kampus (2)Surabaya, Bhirawa
Merasa mendapat kebijkan tak adil dari akademik, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) melakukan aksi boikot di kampusnya.  Dalam aksinya, mahasiswa sekolah jurnalis ini menuntut pencopotan Ratna Amina selaku Pembantu Ketua (PK) III  karena dinilai melakukan kebijakan yang tak adil.
Dalam aksinya mahasiswa yang melakukan aksi memblokir akses untuk masuk kampus diblokir dan dijaga oleh mahasiswa. Setiap sudut tak lepas dari penjagaan oleh mahasiswa, seluruh kegiatan belajar mengajar terlihat lumpuh. Tak hanya dosen pengajar, pegawai akademik dan mahasiswa sebagian tidak bisa masuk ke area kampus.
Akibat aksi ini, Ujian Tengah Semester (UTS) yang seharusnya dilaksanakan, Senin (27/10) mulai hari ini tertunda. Karena setiap ruang bagi mahasiswa untuk belajar, ruang dosen, dan ruang akademik terlilit tali pembatas kuning hitam.
“Aksi Ini bentuk protes mahasiswa terhadap aksi semena-mena Ratna Amina yang sangat tidak memperhatikan kesejahteraan mahasiswa, seharusnya dia kan mengurusi mahasiswa dengan baik dan benar,”  Hendriansyah selaku koordinator aksi boikot.
Selain memblokir akses masuk kampus, para mahasiswa juga menyegel seluruh ruang akademik sebagai bentuk aksi protes. Para mahasiswa ini juga akan terus melanjutkan aksi boikot kuliah hingga tuntutan mereka direstui pihak yayasan.
” Kita akan terus boikot sampai tuntutan kami dipenuhi, yakni bukan hanya mencopot melainkan menonaktifkan permanen Ratna Amina,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Stikosa AWS, Ismojo Herdono ketika dihubungi Bhirawa mengaku menyayangkan  aksi pemboikotan yang dilakukan mahasiswanya . Menurutnya , aksi boikot ini justru  merugikan mahasiswa yang lainnya. karena pada hari, Senin (27/10) adalah hari pertama UTS.
” Kami sangat menyesalkan aksi ini, dan ini jelas mengganggu kegiatan belajar mengajar mahasiswa yang lainnya, apalagi di jam saat UTS dilaksanakan,” terang Ismojo.
Dan terkait keinginan mahasiswa untuk memecat PK III, Ismojo mengatakan, pihaknya tidak bisa memutuskan main pecat sendiri, harus ada alasan yang kuat serta bukti-buktinya. ” Aksi itu tidak pas kalau sampai memboikot seluruh aktivitas kampus. Kalau tidak puas ya jangan menyegel, itu kan menandakan arogansinya terlihat. Sebenarnya kami juga menyediakan ruang untuk diskusi, semua mahasiswa boleh saja menyampaikan aspirasinya. Asalkan tidak main boikot,” paparnya.
Selaku Ketua Stikosa AWS, pihaknya menduga ada yang menunggangi aksi pemboikotan kampus. Selain itu, ada oknum mahasiswa yang aktif melayangkan Short Massage Service (SMS) kepada karyawan kampus untuk mengikuti aksi pemboikotan yang dilakukan mahasiswa.
” Saya punya buktinya berupa ajakan karyawan kampus untuk mengikuti aksi itu melalui SMS. Dan kita sudah serahkan terkait keamanan pada pihak kepolisian,” imbuhnya. [geh]

Tags: