Mahasiswa Ubaya Gelar Aksi Teatrikal, ITS Pilih Uji Emisi

23-hari-bumiPeringati Hari Bumi
Kota Surabaya, Bhirawa
Banyak cara dilakukan untuk memperingati Hari Bumi yang diperingati secara internasional setiap tahun pada 22 April. Kalangan mahasiswa pun tak kalah agresif mengingatkan  pada masyarakat akan pentingnya kesadaran dan apresiasi menjaga bumi yang kita ditinggali.
Sebanyak 10 mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar teatrikal di kampus setempat, Selasa (22/4) untuk memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tiap  22 April.  Dalam aksi di depan Kantin Keluwih Ubaya, para mahasiswa dari Fakultas Industri Kreatif dan Unit Kegiatan Kemahasiswaan Mapaus (Mahasiswa Pecinta Alam Ubaya) itu menampilkan seni teatrikal yang dipadu dengan pixel art sebagai latar belakangnya.
Teatrikal yang dimainkan oleh mahasiswa Mapaus itu bercerita tentang kondisi bumi yang sekarang akibat pemanasan global. Ada dua tokoh yang memperankan karakter baik dan buruk dari kondisi bumi saat ini.
Sementara itu, pixel art merupakan sebuah bentuk karya seni yang menggabungkan potongan-potongan kertas hingga menjadi suatu gambar. Dari susunan gambar itu, para mahasiswa menyampaikan pesan agar masyarakat lebih peduli lagi terhadap nasib bumi.
“Kertas yang digunakan adalah manila biasa, jumlahnya sekitar 2.500 potongan dan akan disusun di atas triplek hitam berukuran 2X2 meter,” ujar mahasiswa Fakultas Industri Kreatif Ubaya yang bertindak sebagai koordinator panitia kegiatan itu, Darwin Kurniawan.
Menurut dia, ide awal dipilihnya seni  pixel art untuk dipadukan dengan aksi teatrikal itu berasal dari filosofi bahwa bumi terbentuk dari potongan-potongan kehidupan, sehingga dipilihlah  pixel art untuk menunjukan gambaran bagaimana manusia membangun bumi ini.
Sebelumnya sempat muncul beberapa ide lain seperti membuat origami atau bentuk karya seni lain yang lebih kompleks, namun karena keterbatasan waktu latihan membuat ke-10 mahasiswa Ubaya tersebut menjatuhkan pilihan pada  pixel art.
“Kegiatan ini bentuk kepedulian kita terhadap kondisi bumi yang makin buruk, termasuk seringnya bencana alam. Ke depan, kami berharap dapat melakukan aksi seperti itu dan Ubaya juga dapat melakukan aksi peduli bumi seperti penanaman pohon di mana-mana,” ujarnya.
Sementara itu, staf Humas Ubaya Hayuning Purnama, mengatakan Ubaya merupakan salah satu perguruan tinggi yang sangat peduli akan lingkungan, karena itu Ubaya mendirikan kantin Keluwih yang mengusung konsep Green Canteen.
“Tidak hanya itu, Ubaya juga memiliki Pusat Studi Energi Terbarukan (PSET) sebagai pusat studi yang bergerak di bidang penelitian, pendidikan, rekayasa dan implementasi teknologi di bidang energi, dan Pusat Studi Lingkungan (PSL) yang berkomitmen untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan di Ubaya,” tuturnya.
Selain itu, Ubaya juga masih mempertahankan penggunaan paving untuk mempermudah daya serap air, sehingga di bawah tanah tempat Ubaya berdiri masih tersebar ribuan biopori yang dibuat untuk resapan.
Sementara itu mahasiswa Teknik Lingkungan ITS juga menggelar kegiatan untuk memperingati Hari Bumi.  Tujuannya sama, mengajak masyarakat agar sadar terhadap lingkungan dengan mau merawat,menjaga,dan melestarikan bumi .
Acara yang digelar di Balai Pemuda Surabaya ini bertema ‘Reduce The Carbon Footprints’. Dalam acara ini ITS juga menggandeng Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya untuk melakukan uji emisi untuk kendaraan bermotor roda empat.
Kepala Seksi Penertiban Dishub Kota Surabaya Trio Wahyu mengatakan, uji emisi ini untuk mengetahui gas buang kendaraan bermotor dengan memasukkan alat ke dalam knalpot kendaraan, dengan begitu diketahui kadar CO2 nya.
“Untuk uji emisi ini kami mempunyai dua alat yaitu, alat uji emisi gas buang untuk bahan bakar solar dan bensin (gas analyzer), nanti kita ukur dan dimasukkan ke dalam knalpot dengan begitu akan keluar ISO. Yang tidak lolos uji emisi akan kita berikan imbauan agar pemilik segera membawa mobilnya ke bengkel,” paparnya.
Dalam uji emisi kali ini, tambah Trio, karena sifatnya kegiatan simpati, jadi hanya melakukan imbauan tanpa ada sanksi. Kegiatan ini  untuk mengingatkan bahaya gas buang yang tidak lolos uji emisi  bagi kesehatan pengguna jalan dan lingkungan.
“Asap atau gas buang kendaraan membahayakan kesehatan. Dan dampak dari emisi gas buang antara lain mengakibatkan tekanan darah tinggi, iritasi pada mata, memicu asma dan kanker paru-paru, menurunkan tingkat kecerdasan dan perkembangan mental anak,” tegasnya.
Ahmad Haritsah penyelenggara acara yang juga mahasiswa ITS Fakultas Teknik Lingkungan mengatakan, dengan adanya uji emisi ini untuk menyadarkan pengguna jalan yang memakai kendaraan bermotor akan bahaya gas buang. Sebab CO2 ini yang membuat pemanasan global dan merusak kesehatan.
“Dengan adanya acara ini, kita memberitahukan dan menyebarluaskan jika kondisi bumi sudah semakin tua dan kita wajib menjaganya dari hal-hal yang membuat bumi makin rusak,” ucap Ahmad yang masih duduk semester VI ini. [geh]

Tags: