Mahasiswa UMM Motivasi Korban Bullying Hingga ke AS

Riski Aliya Putri bersama rekanya terus berjuang untuk korban bullying

Kota Malang, Bhirawa
Publikasi data yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) pada akhir tahun 2017 menyatakan bahwa hampir satu juta orang pada setiap bulannya meregang nyawa karena gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang dialami oleh orang-orang tersebut pada umumnya adalah berakar dari depresi dan rasa kecewa akibat bullying.
Fenomena tersebut menggugah, Rizka Aliya Putri untuk mengampanyekan kesadaran masyarakat pada korban gangguan kesehatan mental yang berujung pada tindakan bullying. Rizka mengaku bahwa isu ini bukan hanya terjadi di Indonesia, namun di luar sana juga menjadi isu utama dalam penanganan kesehatan jiwa.
“Isu ini, isu yang legit untuk diselesaikan soalnya ini kan berhubungan dengan kehidupan manusia yang bukan sekedar how to manage people orang sakit terus biar jadi nurut,” jelas mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Melalui Teman Bicara yang merupakan hasil praktikum pada salah satu mata kuliah di Ilmu Komunikasi, Rizka melanjutkan projek ini untuk bisa menjangkau lebih luas individu dengan gangguan kesehatan jiwa ini.
“Saya sudah minta restu ke temen-temen pas ngerjakan praktikum ini buat terus jalan dan pengen ngerangkul banyak orang untuk sharing lagi,” tegasnya.
Menjadi salah satu dari 37 delegasi seluruh dunia pada ajang Global Engagement Summit (GES) 2018 di Chicago, Amerika Serikat menjadikan Rizka satu-satunya perwakilan Indonesia yang hadir dalam ajang bergengsi tersebut. GES merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh anggota organisasi GES dari North Western University, Evanston, Amerika Serikat.
Rizka yang juga pernah menjadi korban bullying ini menjelaskan lebih jauh tentang pengalamannya saat ia menjadi korban dan bagaimana dia menyelesaikannya.
“Saya korban bullying pas SMP dan bullying yang aku rasain itu lewat ucapan yang orally dan itu kan lebih membekas yah,” jelas gadis asal Malang ini.
Ia juga mengaku teman bicara merupakan projek sosial yang memfasilitasi individu dengan gangguan kesehatan jiwa untuk dapat berbagi dan mendapatkan motivasi. Kehadirannya pada ajang GES ini semakin membulatkan tekatnya untuk membentuk social support campaign. Selain itu, projek ini juga mendapatkan sambutan hangat dari tim sukses Barack Obama yang saat itu menjadi mentornya pada salah satu sesi di GES.
“Mereka itu appreciate banget sama kerja keras temen-temenku lewat Teman Bicara ini, bahkan ada yang bilang kalau aku adalah orang yang unik karena mau ngurusin ginian,” papar Rizka.
Lebih lanjut, Rizka juga menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri banyak individu yang membutuhkan dukungan dari lingkungan sosialnya untuk menyelesaikan permasalahan yang menganggu kesehatan jiwa individu tersebut. Namun, ia mengaku bahwa di Indonesia stigma bahwa mereka yang pergi ke psikolog adalah orang yang gila dan harus ditempatkan di suatu kelompok berbeda.
“Karena mereka gak dapat tempat di lingkungan sosialnya, orang-orang itu milih memendam dan terus menjadi introvert tanpa tahu sebenarnya ada masalah apa pada dirinya,”tambahnya.
Gadis berhijab ini berpesan kepada siapapun untuk tidak melakukan tindankan perudungan dan intimidasi pada orang-orang yang diduga memiliki gangguan kesehatan jiwa. Baginya, gangguan jiwa yang terjadi pada diri individu seseorang mayoritas diciptakan oleh lingkungan yang tidak memberikan dukungan dan cenderung mengasingkan individu tersebut. [mut]

Tags: