Mahasiswa UMS Ajak Siswa SDM 24 Deteksi Boraks dan Pewarna Tekstil

Kepala SD Muhammadiyah 24 Surabaya Norma Setya Ningrum dan Wiwik Alwiyah bersama Putri Widia Ningrum menggajari para siswa uji coba makanan mengandung bahan kimia berbahaya dengan media air perasan kunyit. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Pentingnya mengedukasi makanan sehat dan bebas dari kandungan zat berbahaya menjadi perhatian SD Muhammadiyah 24 Ketintang Surabaya. Dalam Program Pesantren Karakter yang digelar Hari Jumat dan Sabtu (22 – 23/2) lalu, para siswa kelas IV hingga kelas VI diajak mahasiswa D3 Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), untuk menguji kandungan borak dan perwarna tekstil.
Menurut Kepala SD Muhammadiyah 24 Ketintang Surabaya Norma Setya Ningrum SPd, Pesantren Karakter yang digelar Bulan Februari ini bertepatan dengan Hari Gizi Nasional dan berharap para siswa menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter. Untuk menciptakan generasi c erdas dan berkarakter, diantaranya diberikan asupan makanan yang bergizi seimbang dan sehat. Namun para siswa cenderung suka makan makanan instan.
“Kita tidak tahu makanan instan itu sehat atau tidak sehat, seperti mengandung bahan berbahaya, diantaranya borak, zat pewarna tekstil atau formalin. Nah, dalam uji coba makanan sehat bersama para mahasiswa ini, para siswa boleh membawa makanan kesukaannya untuk diuji, apakah makanannya mengandung borak dan pewarna tekstil dengan mengunakan perasan air kunyit,” jelas Norma.
Mahasiswa D3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Lihabi menjelaskan, Aqisipen (berbentuk bolpen) dan Aqispray (berbentuk spray) yang diciptakan bersama teman – temannya untuk mendeteksi adanya kandungan borak dan pewarna tekstil dalam makanan dengan menggunakan media air perasan kunyit. Inilah yang diperkenalkan dan diujicobakan bersama para siswa.
“Cara membuatnya mudah, ambil kunyit dikupas, dicuci bersih, diparut kemudin diambil airnya dengan cara diperas. Air perasan kunyit inilah yang dimasukkan ke dalam bolpen atau diisi dalam spray. Selanjut diteteskan sebanyak tiga tetes dan ditunggu tiga menit hingga lima menit. Kalau ada perubahan warna menjadi oranye kecoklatan maka kandungan kurkumin pada kunyit inilah yang mendeteksi kandungan borak pada makanan,” kata Lihabi.
Siswa peserta Pesantren Karakter, Kayla Wiritania dan Fahriah Nur Syamila, siswa kelas V, menyatakan sangat senang bisa mengikuti uji coba makanan sehat dengan media kunyit. ”Saya sangat bisa mengikuti edukasi ujicoba makan sehat dengan media kunyit ini. Sekarang sudah tahu cara mendeteksi makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya, selanjutnya akan ujicoba di rumah,” tandas Ela-sapaan Kayla Wiritania. [fen]

Tags: