Mahasiswa Unair Ciptakan Deteksi Otomatis Komplikasi Diabetes Mata

Bestia Kumala bersama ke empat temannya menunjukkan perangkat lunak deteksi otomatis retinopati diabetik berbasis Jaringan Syaraf Tiruan yang mereka buat pada PKM-T tahun ini.

Meningkatnya Penderita Diabetes Millitus
Surabaya, Bhirawa
Berawal dari kebutuhan sebuah metode yang efektif dan efisien dalam membantu Opthalmologist dalam mendiagnosis retinopati diabetik, lima mahasiswa Universitas Airlangga lakukan inovasi sistem pemeriksaan deteksi retinopati diabetik berbasis Jaringan syaraf Tiruan. Kelimanya adalah, Bestia Kumala, Debrina Rizka, Nurrahmah Wida, Nalindra Berliani dan Nitasya Ayu Alamanda Putri. Diungkapkan ketua tim Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Teknologi, Bestia Kumala jika diciptanya sistem tersebut di yakini dapat membantu proses deteksi retinopati diabetik secara otomatis. Ia mengaku jika sistem yang ia buat bersama ke empat temannya, dinilai efektif dalam mengenali pola-pola kompleks dan spesifik dalam mengkalsifikasikan data melalui proses belajar.
“Dalam pemeriksaan retinopati diabetik saat ini, hanya bisa dilakukan dengan teknik fundus photography yaitu menggunakan alat yang disebut kamera fundus” Ungkap dia.
Kemudian, lanjut dia, citra yang dihasilkan dari teknik tersebut akan dikaji oleh ophthalmologist secara manual. Namun sayangnya, kamera fundus yang ada saat ini tidak dilengkapi dengan perangkat lunak, khusunya yang dapat mendeteksi retinopati diabetic secara otomatis. “Oleh karenanya kami membuat sebuah metode yang efektif dan efisien untuk membantu ophthalmologist dalam mendiagnosis retinopati diabetik” Sahut nya.
Bestia Kumala mengungkapkan, jika pembuatan sistem deteksi yang berjudul “Sadar Diri (Smart Automated Detection Software For Diabetic Retinopathy) Berbasis Jaringan Saraf Tiruan” ini mempunyai mekanisme kerja piranti yang snagat sederhana. Sehingga, diakuinya dapat menghemat waktu ketika gambar retina ditangkap oleh kamera fundus.
“Mekanisme kerja piranti cukup sederhana dan mengehemat waktu. Gambar retina yang ditangkap kamera fundus akan dihubungkan pada Personal Computer (PC) yang telah terinstal program” kata Bestia Kumala.
Lebih lanjut, perangkat lunak akan melakukan bebrapa proses pengolahan citra dan proses kualifikasi citra normal atau citra retinopati diabetik. “Selain itu, program yang kami buat juga dapat mengklasifikasikan tingkat keparahan Nonproliferative Diabetic Retinopathy (NPDR) dan Proliferative Diabetic Retinopathy (PDR)” tambah dia.
Bestia menuturkan jika teknologi perangkat lunak yang pihaknya buat dapat digunakan sebagai screening cepat dan deteksi awal. Itu karena hasil diagnosis bisa langsung terlihat melalui layar komputer. Sisi lain, ia menjelaskan jika kebutaan akibat diabetik retinopati merepakan maslaah kesehatan yang perlu diwaspadai.
“kebutaan merupakan salah satu faktor penurunan kualitas hidup dan produktivitas penderita, yang berdampak menimbulkan beban sosial masyarakat” Papar nya. Sehingga, dengan terobosan inovasi tersebut, pihaknya berharap agar dapat digunakan sebagai pilihan kedua atau alternative dalam mendiagnosa penyakit retinopati diabetik. “Jika bisa diterapkan ini akan berpengaruh pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang juga berdampak pada kualitas hidup masyarakat” Pungkas Bestia Kumala. [ina]

Tags: