Mahasiswa Undar Jombang Tuntut Kejelasan Pimpinan Universitas

Aksi demo mahasiswa Undar Jombang di dalam kampus mereka untuk meminta kejelasan siapa rektor mereka, Selasa (16/10). [Arif Yulianto/ Bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Sejumlah mahasiswa lintas fakultas dari Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang melakukan aksi demo di dalam kampus mereka, Selasa siang (16/10) untuk meminta kejelasan tentang siapa pimpinan universitas (rektor) mereka. Pasalnya, menurut mereka, selama enam bulan terakhir, masih belum ada kepastian tentang siapa pimpinan Undar.
Imron, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undar mengatakan, rapat keanggotaan senat untuk menentukan siapa pimpinan Undar telah dilakukan.
“Jadi titik permasalahannya ‘simple’ sebenarnya. Yayasan hanya tinggal mengesahkan dan mengeluarkan SK tentang rektor yang terpilih,” ujar Imron saat diwawancarai sejumlah wartawan usai demo.
Ditanya lebih lanjut siapa nama yang terpilih menjadi rektor dari hasil rapat senat tersebut, Imron memilih agar hal tersebut dijawab oleh Ketua Yayasan Undar. Ia menambahkan, SK untuk dekan dan wakil dekan telah habis masa berlakunya, namun melalui Pelaksana Tugas (Plt) Rektor, dekan diperpanjang dan banyak yang tidak menerima hal tersebut.
“Karena memang, Plt kan tidak bisa menentukan, tidak bisa membuat keputusan-keputusan strategis. Ada tujuh (dekan) yang menolak,” tandas Imron.
Imron menilai, jika rektor terpilih segera disahkan oleh pihak yayasan, maka semua permasalahan yang membuntuti akan terselesaikan.
“Misalkan wisuda, kemudian dekan-dekan itu, semuanya akan terselesaikan,” kata Imron.
Aksi demo mahasiswa ini sempat ditemui oleh pihak yayasan dan terjadi pertemuan tertutup antara perwakilan mahasiswa dengan pihak yayasan di salah satu ruangan. Sementara itu, Ali Sukamtono, Sekretaris Yayasan Undar ketika dikonfirmasi terkait tuntutan mahasiswa menerangkan, wisuda akan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2018 dan akan ada rektor definitif sebelum pelaksanaan wisuda.
Ditanya lebih lanjut tentang keberadaan Plt rektor, ia menjawab, hal tersebut merupakan saran dari Koordinator Kopertis saat ketua yayasan sedang melakukan umroh. Saat itu, kata Ali Sukamtono, menurut penjelasan koordinator Kopertis, ketika rektor kosong dapat digantikan oleh wakil rektor.
“Ternyata wakil rektor enam hari kemudian habis, ya harus ada Plt, itu saran dari koordinator Kopertis,” imbuhnya.
Terkait mengapa selama enam bulan terakhir ini pihak yayasan masih belum melakukan pengesahan agar ada seorang rektor definif, Ali mengatakan masih belum ada yang cocok.
“Siapa yang dikehendaki oleh ketua yayasan, sudah saya sampaikan tadi,” tambah Ali.
Meski membenarkan ada nama kandidat Rektor yang telah dipilih senat yakni Gus Mudjib, namun menurut penjelasan Ali Sukamtono, pihak yayasan menghendaki ada nama kandidat lebih dari satu.
“Pilihan itu kan harus lebih dari satu. Kalau disodorkan satu (nama), dianggap pemaksaan itu,” tambahnya lagi.
Tentang rentang waktu yang terlalu lama kekosongan rektor sehingga mengakibatkan mahasiswa melakukan aksi demo, kata Ali, selama ini memang belum ada nama yang cocok dengan ketua yayasan sebagai pihak yang mempunyai hak menandatangi SK rektor definitif.
“Rektor kan dipilih senat, yayasan juga berhak menentukan itu,” pungkasnya.(rif)

Tags: