Mahasiswa Undika Buat Alat Hand Sanitizer Otomatis

Mahasiswa Undika menggunakan alat hand sanitizer otomatis untuk kurangi penyebaran Covid-19 lewat benda mati.

Kurangi Sebaran Covid-19 Lewat Benda Mati
Surabaya, Bhirawa
Pandemi Virus Corona atau Covid-19 menggunggah setiap orang untuk bergotong royong dalam menjadi yang terdepan untuk pencegahan penyebaran. Mulai penyediaan hand sanitizer di beberapa tempat umum. Namun, banyaknya penggunaan hand sanitizer yang dilakukan banyak orang justru tak menjamin orang itu terbebas dari Covid-19 ini.
Sebab ada 22 studi kesehatan yang menyebutkan, Virus Corona penyebab SARS ataupun MERS bisa bertahan hidup di benda mati. Virus Corona bisa bertahan di kayu dan kaca selama empat hari, bertahan di plastik selama lima hari, di aluminum selama 2 hingga 8 jam, dan di sarung tangan medis selama 8 jam.
Berangkat dari hal itu, tiga mahasiswa Universitas Dinamika (Undika) Surabaya berinovasi membuat alat hand sanitizer otomatis yang dinamakan Autodis (automatic dinamika sanitaizer). Mereka adalah Danang Sindhu Prasetyo, Ridlo Alfatoriq Putro, dan Muhammad Nur Gahutsul Azham yang merupakan mahasiswa semester IV program studi S1 Teknik Komputer.
Menurut Azham- sapaan akrab Muhammad Nur Gahutsul Azham penularan Covid-19 ini bisa melalui benda, dan kemungkinan bisa melalui tombol hand sanitizer. Dengan alat penyemprotan otomatis yang dirancangnya ini akan mempermudah orang mengurangi sentuhan dengan botol hand sanitizer. ”Dengan begitu, jika ada Virus Corona dalam benda itu risiko penularannya sangat kecil,” ujar dia.
Mahasiswa semester IV ini menyampaikan dalam pembuatan alat otomatis ini beberap komponen pun digunakan. Seperti arduino nano, motor servo, sensor infrared, dan powerbank sebagai sumber daya. Daya yang digunakan untuk alat otomatis ini sekitar baterai 50 volt 2 ampere.
Untuk rumah alatnya, lanjut dia, berasal dari pemanfaatan kayu bekas dengan bentuk persegi panjang. Sedangkan komponen lainnya seperti sensor berada di sisi atas kotak. Dalam pembuatan alat otomatis ini pihaknya membutuhkan waktu kurang lebih empat hari. Mulai dari memesan komponen alat dan juga dan memodifikasi software penyemprotan otomatis. ”Alat ini lebih fleksibel yang bisa diletakkan di meja, ditempel didinding maupun digantung, karena komponen alat ini diletakkan di bagian atas dengan kondisi tertutup,” jabarnya.
Azham juga menambahkan, nantinya alat ini akan ada pengembangan, yakni mengganti papan kayu dengan bahan akrilik. Untuk sensor infrared akan diganti menggunakan sensor ultrasonik, dikarenakan sensor infrared terkadang kurang normal saat digunakan di tempat yang terdapat banyak pantulan cahaya. Selain itu penambahan tinggi penyangga pada tempat hand sanitizer agar botol tidak bergeser ketika ada penekanan otomatis.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika Undika, Jusak mengungkapkan, adanya inovasi ini sesuai dengan visi Undika untuk menjadi Perguruan Tinggi (PT) yang produktif dan inovatif.
“Sehingga kami mendorong dosen dan mahasiswa melalui penelitian mereka untuk menghasilkan sesuatu yang inovatif. Apalagi kini ada pandemi Covid 19. Dari itu muncul ide untuk mengurangi kontak dengan banyak orang. Bahkan dengan hand sanitizer sendiri akan disentuh orang banyak. Dari inovasi ini akan mengurangi kontak langsung dengan hand sanitizer yang juga digunakan banyak orang,” jelasnya.
Jusak berharap, dengan adanya inovasi ini berguna bagi masyarakat untuk memutus penyebaran Covid-19. [ina]

Tags: