Mahasiswa Unej KKN 03 Inovasikan Bambu sebagai Kemasan Kopi

Mahasiswa Unej KKN 03 bersama perangkat desa saat melakukan rapat koordinasi melibatkan masyarakat desa, tokoh masyarakat, petani kopi dan perajin bambu di Balai Desa Sumbersalak. [ihsan kholil]

Bondowoso, Bhirawa
Mahasiswa Universitas Jember (UNEJ) yang tergabung dalam kelompok 03 Kuliah Kerja Nyata (KKN) berkolaborasi dengan warga Desa Sumber Salak, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso untuk memanfaatkan anyaman bambu menjadi kemasan kopi. Selama ini warga Desa Sumbersalak menggunakan bambu hanya dibuat untuk tempat ikan (besek) saja.
“Setelah mengajukan inovasi baru kepada Kepala Desa, perangkat dan masyarakat, hal ini mendapatkan respon positif, serta menyetujui inovasi keranjang bambu sebagai kemasan Kopiramid,” jelas Koordinator KKN 03, Muhammad Auzan M, Sabtu (15/2).
Untuk merealisasikan inovasi ini, mahasiswa KKN bersama perangkat desa melakukan rapat koordinasi melibatkan masyarakat desa, tokoh masyarakat, petani kopi dan perajin bambu. Dari rapat ini menghasilkan pembentukan komunitas Pemuda Kreatif dan Perempuan Mandiri (PKPM) bernama K3 (Komunitas Keranjang Kopi).
“Komunitas ini bertujuan untuk mengumpulkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran berwirausaha dan mengembangkan produk baru yang menjadi produk khas Desa Sumbersalak,” terangnya.
Auzan mengaku, masyarakat Desa Sumbersalak juga memiliki produk khas yaitu Kopiramid. Yang merupakan produk kopi bubuk olahan dan ditanam di lereng Gunung Piramid yang berada di Desa Sumber Salak.
Menurutnya, Kopiramid ini awalnya mendapatkan respon baik dari khalayak luas. Namun dikarenakan adanya banyak produk – produk kopi jenis lain, membuat Kopiramid sulit bersaing terutama dalam segi kemasan yang terkesan sama dengan yang lain.
“Masyarakatnya memiliki hasil produksi kopi dan kerajinan bambu yang digunakan sebagai tempat ikan pindang (besek) sebagai mata pencaharian mereka,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu pengrajin bambu, Saiful mengaku, dengan ada hal ini, dia merespon dengan baik akan adanya komunitas K3.
“Ini sangat menguntungkan bagi saya sebagai pengrajin bambu mas saat teman – teman KKN memberi usulan ini, saya terkejut dan ini merupakan suatu hal yang baru selain membuat besek,” ujar pria pengrajin bambu itu. [san]

Tags: