Mak Siti, Wartawan Senior Tiga Zaman Berpulang

Mantan wartawan senior Harian Bhirawa semasa hidup dan saat akan dimakamkan di Pemakaman Umum Karanggayam, Surabaya.

Berkarya hingga Senja, Memberikan Inspirasi Bagi Wartawan Muda
Kota Surabaya, Bhirawa
Wartawan senior Siti Soelistiani meninggal dunia pada usia 51 tahun pada Selasa, (15/12) pukul 18.25 WIB di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Almarhumah telah menjalani profesinya sebagai seorang wartawati sejak tahun 1990 silam di surat kabar Harian Bhirawa.
Siapa yang tidak kenal Mak Siti. Wartawan senior yang sudah 30 tahun mendedikasikan hidupnya di dunia jurnalistik. Tuangan ide dan gagasan dalam berkarya dikenal tajam. Semata-mata demi membangun Surabaya, lebih luasnya Jawa Timur.
Ketajaman dalam menulis inilah membuat Mak Siti semakin dikenal. Baik dari narasumber ataupun dari kalangan wartawan sendiri. Gaya komunikasi yang baik membuat narasumber yang banyak dari kalangan pejabat pun merasa nyaman.
Dari tugas meliput di Pemkot Surabaya, DPRD Kota Surabaya hingga terakhir bertugas di DPRD Provinsi Jawa Timur menjadikan Mak Siti memahami “medan tempur”. Segala isu politik seakan menjadi sego jangan baginya.
“Mbak Siti adalah sosok wartawan yang pandai memainkan isu. Tulisan kritiknya tajam dan solutif. Sehingga membuat berita-berita di Bhirawa selalu hangat untuk dibaca. Beritanya seputar politik di Surabaya dan Jawa Timur selalu dinanti banyak pengambil kebijakan,” ujar Pemimpin Redaksi (Pimred) Harian Bhirawa, Wahyu Kuncoro.
Menurut Wahyu, selain pandai memainkan isu, sosok Mak Siti merupakan wartawan tipe pekerja keras. Dia termasuk wartawan yang jarang mengajukan izin dan wartawan yang paling rajin mengirim berita dalam jumlah banyak.
“Kehadirannya di kantor juga bisa menciptakan suasana cerita. Apalagi biasanya, kalau datang ke kantor sering membawakan jajan untuk teman-temannya di kantor. Jadi suasana kantor lebih ceria dan ramai. Apalagi dengan cerita-ceritanya saat di lapangan menambah suasa kekeluargaan di kantor menjadi lebih hangat,” ungkapnya.
Wahyu mengatakan, saat ini jarang ada sosok wartawan perempuan setangguh di Surabaya, khususnya pos politik. Diusianya yang tak lagi muda masih semangat terjun ke lapangan untuk menulis berita. “Kami sangat kehilangan sosok Mbak Siti. Semoga almarhumah mendapat tempat paling mulia di sisi Allah SWT aamiin,” ujar Wahyu.

Almarhumah Siti Soelistiani

Hal serupa juga diungkapkan teman-teman Mak Siti, yang saban hari bertemu untuk bertugas bersama di lapangan. Seperti yang diungkapkan wartawan yang kesehariannya meliput di DPRD Jawa Timur, Riko Abdiono. Pria yang juga Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Indrapura ini mengaku terkesan selama sama-sama bertugas di DPRD Jawa Timur.
“Siapa yang tidak kenal Mak Siti (almarhumah Siti Soelistiani, red). Wartawan tiga zaman ini dikenal sosok yang humble dan meneduhkan bagi wartawan lainnya,” ungkapnya.
Wartawan Surabaya Pagi ini mengungkapkan bahwa Mak Siti semasa hidupnya memiliki sifat keibuan bagi rekan-rekan wartawan Pokja Indrapura. “Sifat keibuannya juga sangat terasa dimata kami dan teman-teman Pokja DPRD Jatim,” katanya.
Bahkan, lanjut Riko, dalam kondisi sakit pun masih tetap eksis dalam menulis dan aktif hadir saat DPRD Jatim ada sidang paripurna. “Sampai dalam kondisi sakit, jalan menggunakan tongkat saja masih menulis berita,” imbuhnya.
Hal serupa juga disampaikan wartawan Radio Mercury FM, Ari Setia Budi. Menurut dia, almarhumah semasa bertugas di DPRD Jatim dikenal banyak memberikan inspirasi. Tanggung jawabnya yang tinggi dan memiliki komitmen sangat luar biasa ada pada kepribadian Mak Siti. “Sosok yg mempunyai tanggungjawab tinggi, komitmennya luar biasa dan memberikan banyak inspirasi bagi kita semua,” ujarnya.
“Suka memberi masukan yang baik buat teman-temen Pokja Indrapura jika melakukan kesalahan, baik itu disengaja ataupun tidak,” sahut Tri Wahyudi, wartawan yang saban harinya bertugas di DPRD Jatim ini.
Pujian akan kebaikan Mak Siti selama menjadi wartawan juga dirasakan Didik Darmadi. Mantan wartawan Memorandum yang kini beralih pada dunia politik ini menyampaikan bahwa almarhumah sosok yang asik diajak diskusi.
“Mak Siti orangnya supel dan baik. Kenal beliau ketika saya pertama masih magang jadi wartawan. Almarhumah dulu sering memberikan masukan ke saya ketika menghadapi suatu permasalahan dalam pemberitaan,” kenangnya. [Gegeh Bagus Setiadi]

Tags: