Makam Raja Asta Tinggi di Sumenep

Kawasan pemakaman Raja Sumenep dan keturunannya, Asta Tinggi masih menjadi favorit wisatawan saat berkunjung ke daerah tersebut.

Kawasan pemakaman Raja Sumenep dan keturunannya, Asta Tinggi masih menjadi favorit wisatawan saat berkunjung ke daerah tersebut.

Masih Primadona, Paling Ramai Didatangi Pengunjung
Kabupaten Sumenep, Bhirawa
Kawasan pemakaman Raja Sumenep dan keturunannya, Asta Tinggi di Kecamatan Kota merupakan daya tarik wisata setempat yang paling ramai didatangi pengunjung selama Januari-September 2016.
Minat masyarakat untuk mengunjungi objek wisata Asta Tinggi cukup besar.  Bahkan dari sekian objek wisata yang ada di Kabupaten Sumenep, objek ini masih menjadi favorit.
“Sesuai laporan yang kami terima dari pengelola Asta Tinggi, jumlah pengunjungnya sejak Januari hingga September 2016 sebanyak 159.214 orang,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Sumenep Sufiyanto, Rabu (19/10).
Jumlah tersebut jauh melampaui pengunjung daya tarik wisata lainnya di Sumenep selama periode yang sama, di antaranya Pantai Lombang di Kecamatan Batang Batang sebanyak 37.210 orang dan Pantai Slopeng di Dasuk sebanyak 22.337 orang.
Kompleks pemakaman Raja Sumenep dan keturunannya yang dibangun pada 1750 itu merupakan salah satu daya tarik wisata religi yang tidak dikelola oleh pemerintah daerah setempat.
Namun, Disbudparpora Sumenep sebagai SKPD terkait senantiasa berkoordinasi dengan pengelola Asta Tinggi. “Setiap tiga bulan sekali, kami bertemu dengan pengelola daya tarik wisata yang tidak dikelola oleh pemerintah daerah. Dalam pertemuan itu pula, kami menerima laporan atau data pengunjung per tiga bulan,” kata Sofi, sapaan Sufiyanto, menerangkan kepada Kantor Berita Antara.
Ia juga mengemukakan, Asta Tinggi Sumenep dikelola oleh pihak ketiga yang merupakan keturunan dan kerabat raja.
Sementara Ketua Yayasan Penjaga Asta Tinggi Sumenep RB Roeska Pandji Adinda menjelaskan saat ini terdapat 99 penjaga yang dibagi menjadi delapan kelompok.
“Mereka yang merawat sekaligus menjadi pemandu wisata bagi pengunjung Asta Tinggi. Para penjaga itu bertugas secara bergiliran untuk melayani pengunjung selama 24 jam. Sebagian besar pengunjung Asta Tinggi adalah peziarah,” ujarnya.
Di kawasan dalam Asta Tinggi terdapat dua pintu gerbang, yakni pintu gerbang barat yang di dalamnya terdapat tiga kubah (berisi beberapa makam) dan pintu gerbang timur terdapat satu kubah.
“Selama ini ada dua kubah yang lebih ramai didatangi pengunjung, yakni Kubah Bindara Saod atau Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (pintu gerbang barat) dan Kubah Sultan Abdurrahman (pintu gerbang timur),” kata Didik, sapaan RB Roeska Pandji Adinda.
Asta Tinggi Sumenep berada di dataran tinggi/bukit di Desa Kebon Agung, Kecamatan Kota. [Rachmad Caesar]

Rate this article!
Tags: