Maknai Semangat Pendidikan di Tengah Pandemi

Prof Dr Bagong Suyanto Drs MSi

Prof Dr Bagong Suyanto Drs MSi
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) selalui diperingati setiap tanggal 2 Mei. Hari kelahiran pelopor pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara itu biasanya diperingati dengan serangkaian upacara seremonial. Namun, meskipun momentum ini sudah lewat, semangat dan gairah pendidikan tetap bergelora sekalipun di tengah pandemi Virus Corona atau Covid 19.
Guru Besar sekaligus pakar sosiologi Universitas Airlangga, Prof Dr Bagong Suyanto Drs MSi menuturkan, memaknai Hardiknas bukan sekadar peringatan. Lebih dalam pendidikan yang dipelopori Ki Hajar Dewantara, harus dimaknanya dalam konteks kekinian.
“Makna Hardiknas saat ini juga soal hak masyarakat memperoleh pendidikan, pemerataan pendidikan, dan bagaimana pendidikan terjangkau oleh seluruh masyarakat,” ujarnya, Minggu (3/5) kemarin.
Terlebih, kata Prof Bagong, di masa Covid 19 saat ini, pendidikan perlu dimaknai sebagai tantangan mengembangkan kreativitas dan inovasi di tengah situasi sulit. Seperti halnya belajar bukan hanya dari buku. Belajar juga merupakan bagian dari membangun life skills, bagaimana cara kita agar tidak menyerah pada keadaan.
“Covid 19 adalah pandemi yang terjadi satu abad sekali. Ini tentu musibah sekaligus pelajaran yang sangat berharga bagi kita,” jelasnya.
Lebih lanjut, bagi pelajar yang mengikuti perkembangan kajian tentang Covid 19 adalah salah satu hal yang sangat penting. Informasi mengenai Covid 19 yang membanjir, harus diimbangi dengan kemampuan literasi yang baik. Apalagi, masyarakat tengah belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.
“Kita kan WFH (Work From Home), sekarang informasi soal Covid 19 membanjir. Sebagai pelajar tentu harus terus mengikuti bagaimana perkembangan kajian tentang Covid 19 terkini,” ujarnya.
Menyinggung soal kualitas pendidikan Indonesia, menurut Prof Bagong, kualitas pendidikan saat ini harus diakui menurun karena adanya pandemi Covid 19. Akibat standarisasi kualitas pendidikan menjadi lebih longgar disebabkan oleh infrastruktur pendidikan yang tidak siap.
Meski demikian, Prof Bagong berpesan agar masyarakat tidak menyerah karena keadaan pandemi Covid 19. Termasuk memaknai momen Hardiknas kali ini sebagai pelajaran yang berharga.
“Ini kejadian yang sangat langka dan berharga. Anak muda perlu membangun semangat. Tidak menyerah karena wabah. Masyarakat harus tetap optimis dan kreatif,” pungkasnya. [ina]

Tags: