Maksimal Sediakan Tiga Ribu Unit Komputer UTBK

foto ilustrasi

Pendaftaran SBMPTN Dibuka Hari Ini
Surabaya, Bhirawa
Pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 resmi dibuka hari ini, Kamis (5/4). Namun, bagi calon peserta yang ingin mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), pendaftaran baru bisa mulai mendaftar pada 18 April mendatang.
Tahun ini Panitia Lokal (Panlok) 50 Surabaya untuk SBMPTN maksimal menyediakan kuota sebanyak 3.000 komputer. Meski tidak banyak, ada penambahan komputer dibanding tahun lalu yang hanya berjumlah 2.175 unit. “Panlok Surabaya tambahnya tidak banyak, maksimal mungkin sampai 3.000,” kata Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih.
Saat ini, lanjut Nasih, jumlah komputer yang diajukan PTN di Panlok 50 baru berjumlah 2.770 unit. Rinciannya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengajukan 915, Unair 950 unit, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) 380 unit, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) 220 unit, dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jatim mengajukan 305 unit.
“Universitas Trunojoyo Madura (UTM) tidak ada,” ujarnya.
Nasih mengaku masih menunggu penambahan unit komputer dari ITS agar bisa menggenapi angka 3.000.
“Mudah-mudahan ada tambahan lagi dari ITS. Dengan tambahan komputer itu, Panlok 50 maksimalnya mungkin di angka 3.000,” terang pria asli Gresik ini. Pihaknya mengaku tidak terlalu bersemangat menambah komputer dengan menggandeng SMA/SMK. Sebab, persyaratan dari panitia pusat cukup ketat.
Persyaratan yang harus dipenuhi SMA/SMK tersebut, antara lain adanya jaminan keamanan dan ketersediaan genset. Kemudian memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memegang kendali perangkat komputer itu. Pihaknya melihat, ketersediaan genset belum sepenuhnya ada di SMA/SMK. SDM pun masih sangat terbatas. “Belum lagi keamanan server dan lain-lain,” tegasnya.
Terkait paket soal yang disediakan untuk ujian, Nasih mengaku masih belum dibahas. Dalam beberapa hari ke depan akan diadakan rapat panitia pusat untuk membahas hal tersebut. “Pembuatan soal dari tim panitia pusat, bukan Panlok,” terangnya.
Disinggung target kesiapan Panlok 50 Surabaya menggelar ujian SBMPTN berbasis Android, Nasih mengaku menunggu kebijakan secara nasional. “Kalau nasional bilang aman, ya kita ikut,” katanya. Tahun ini, ujian berbasis Android akan diuji coba di Panlok Bandung dan dipusatkan ke Universitas Padjadjaran (Unpad). “Di luar Unpad, semua Panlok pakai komputer desktop,” tandasnya.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Joni Hermana mengungkapkan, pihaknya sudah mengoptimalkan komputer hingga 915 unit. Jumlah ini yang sudah pasti diusulkan. “Kalau ada tambahan sifatnya untuk cadangan saja sebanyak 122 komputer,” lanjutnya.
Joni mengungkapkan, terbatasnya komputer untuj UTBK karena selama ini ITS lebih banyak menggunakan komputer desktop untuk penelitian dan simulasi desain. Sehingga spesifikasinya terlalu tinggi untuk digunakan UBTK. “Kebanyakan anak ITS membawa laptop sendiri untuk mengerjakan tugas rutin termasuk laporan. Jadi laboratorium komputer untuk word procesing dan writing relatif sedikit,” pungkasnya. [tam]

Tags: