Malang Akan Dipantau Selama 24 Jam

Malang, Bhirawa
Penyebaran virus corona Covid-19 Kota Malang masuk dalam zona merah di Jawa Timur. Total ada 8 pasien positif serta 124 pasien dalam pengawasan (PDP) bila merujuk pada data pada pekan ini.
Komisaris Besar Polisi Leonardus Simarmata, Kapolresta Malang Kota mengatakan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona polisi rutin melakukan penyuluhan physicial distancing setiap hari. Kemudian polisi juga membentuk satuan tugas zona merah.
“Pembentukan satgas zona merah kita lakikan. Kita sudah memetakan wilayah Kecamatan, lalu kita turunkan di Kelurahan sampai ke RT/RW yang sudah memasuki zona merah,” kata Kapolresta.
Leo mengatakan, dari sekian potensi penyebaran virus corona paling dikhawatirkan adalah pergerakan atau aktivitas PDP.
Sebab, orang yang dinyatakan PDP sebagian besar jalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Mereka tidak di rawat di rumah sakit karena keterbatasan kamar dan tenaga kesehatan.
“Sehingga mereka melaksanakan isolasi secara khsus di rumahnya selama 14 hari. Namun, yang terjadi seperti di Surabaya, Lamongan, Gresik dan Sidoarjo. Mereka yang statusnya PDP ini malah berkeliaran. Karena tidak ada mekanisme pengawasan terhadap pasien-pasien PDP,”tambah Leonardus.
Pihaknya lantas mengungkapkan, berdasarkan pengalaman di daerah lain. Polresta Malang Kota akan menempatkan personelnya untuk mengawasi pasien satu persatu selama 24 jam.
Bukan dengan cara dikawal, melainkan dibuatkan sebuah aplikasi yang terhubung antara pasien dengan polisi.
Kedepan tambahnya akan buatkan aplikasi. Seluruh pasien PDP akan datangi. Mulai alamat, nomor telepon dan identitas akan di masukkan dalam aplikasi ini.
“Sehingga, kalau pasien ini berkeliaran itu di aplikasi akan bunyi alarmnya,” tegasnya.
Aplikasi ini saat ini sedang dirancang oleh Polresta Malang Kota. Jika aplikasi sudah siap pakai, maka semua PDP di Kota Malang wajib menggunakan aplikasi ini. Sebab, pergerakan PDP dianggap paling rentan menularkan virus ke orang lain. Leonardus menyebut semua dilakukan demi memutus mata rantai Covid-19.
“Aplikasi ini akan mempermudah tugas-tugas kita. Karena tanpa sadar, PDP dalam kondisi kuat dan sehat dan lalu berkeliaran dengan membawa virus. Bagi yang dia tulari dengan kondisinya lemah. Itu otomatis akan langsung tertular. Prosesnya sangat cepat. Tanpa disadari, kita melihat pasien yang positif,” pungkas Leonardus. [mut]

Rate this article!
Tags: