Mama Papua Antusias Belajar kepada Pahlawan Ekonomi Surabaya

Mama Papua ketika belajar membatik kepada salah satu pahlawan ekonomi Surabaya, Minggu (27/8). [trie diana/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Memasuki hari ke empat pelatihan dan studi banding, ibu-ibu (mama) Papua terlihat sangat antusias saat mendapatkan berbagai macam pelatihan dari pahlawan ekonomi Surabaya. Bertempat di Kapas Krampung Plaza, sekitar 110 peserta asal Manokwari Papua Barat ini merasa senang berbagi ilmu dengan para pahlawan ekonomi.
”Sejak hari pertama kami datang mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Pemkot Surabaya, kami sangat antusias. Kesan yang kami dapat juga sangat positif. Kami mengapresiasi atas perhatian yang diberikan oleh Pemkot Surabaya, sehingga terjalin hubungan kerjasama yang baik,” kata Koordinator Mama Papua Martina Wospakrik, Minggu (27/8).
Minggu kemarin mama Papua dibagi ke dalam 9 pelatihan yang diberikan. Mereka dilatih dengan berbagai macam kemampuan, seperti memasak, menjahit, membuat souvenir, dan lain-lain.
Untuk itu, Martina berharap dengan adanya pelatihan ini, ibu-ibu (mama) Papua bisa mendapatkan banyak ilmu serta belajar untuk berkomitmen agar nantinya bisa berwirausaha saat kembali ke Papua Barat. Meskipun dirinya juga mengakui biaya di Papua sangat mahal, tapi hal ini tidak mengendurkan semangat untuk berwirausaha.
”Kami sangat berterima kasih atas ilmu yang diberikan, termasuk praktik secara langsung di sini. Ini sangat diperlukan oleh ibu-ibu Papua dan akan menjadi tambahan pengetahuan, supaya nantinya saat kembali nanti bisa menambah pendapatan ibu-ibu ini,” ujar Martina.
Hal ini juga diungkapkan oleh Helsi Woria, salah satu peserta pelatihan asal Manokwari Papua Barat. Menurutnya, dengan adanya tambahan ilmu dari pelatihan ini, rencananya dia akan menjadi penjahit.
“Saya memang sudah berencana untuk menjadi penjahit saat kembali nanti, karena saya sudah mendapatkan tambahan ilmu dari pelatihan ini. Setelah kami kembali, akan kami praktikkan,” kata Helsi.
Menurutnya, pola dasar menjahit yang diajarkan oleh tim pahlawan ekonomi mudah dan gampang dipraktikkan oleh ibu-ibu asal Papua ini. Hanya dengan menggunakan penggaris dan ukuran yang gampang dimengerti, mama Papua sangat mudah membuat pola pakaian. Helsi mengaku, di Papua untuk membuat pola baju, dia sedikit kesusahan karena membuat pola di sana tidak sama.
”Di Papua juga tidak sembarangan untuk mendapatkan pelatihan. Di sana kami baru diajari menjahit kalau pemerintah setempat mengadakan pelatihan saja atau membayar penjahit untuk mengajari kami. Jadi kami senang di sini kami diajari menjahit,” kata Helsi.
Dalam pelatihan menjahit ini, para mama Papua digabung dalam satu kelompok yang berisikan 10 orang untuk membuat baju dewasa. Mereka diajari untuk membuat pola pakaian dewasa perempuan maupun pria. Sehingga, ilmu ini sangat berguna saat mereka kembali ke Papua.
Sementara itu Humas Pahlawan Ekonomi, Agus Wahyudi mengatakan, dirinya yakin dengan tingginya antusias dan semangat mama Papua dalam pelatihan ini, khususnya pereknomian perempuan di Papua akan meningkat.
”Dalam pelatihan Pahlawan Ekonomi ini, mama Papua punya rasa ingin tahu yang tinggi. Saat tidak mengerti sesuatu langsung bertanya. Semangat yang tinggi juga terlihat dari mereka. Jadi, saya pikir mereka tidak perlu waktu yang lama untuk belajar. Sehingga perekonomian di Papua, khususnya perekonomian perempuan di sana meningkat,” kata pria yang akrab dipanggil Yudi ini.
Semangat dan antusias yang tinggi ini, kata Wahyudi, terlihat saat mama Papua ingin segera melakukan pengaplikasian langsung dari pelatihan yang diberikan.
Contohnya, saat pelatihan membutuhkan telepon genggam yang memiliki kamera, mereka tidak segan untuk langsung membeli telepon genggam itu. Menurut Yudi, itulah semangat yang ditunjukkan oleh para peserta yang berasal dari Manokwari Papua ini.
Selain itu, semangat yang ditunjukkan oleh peserta ini yaitu mereka berangkat dari Papua Barat ke Surabaya menaiki kapal selama 5 hari 4 malam. Menurut Yudi, hal itu menunjukkan semangat untuk belajar para peserta ini sangat tinggi.
Yudi juga mengatakan, hal ini tidak terlepas dari peran Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang beberapa kali berkunjung ke Papua. Sehingga nama Wali Kota Surabaya ini sangat dikenal di Papua, karena dianggap sebagai sosok yang berhasil menggerakkan perekonomian perempuan melalui pahlawan ekonomi.
Untuk itu, Wahyudi berharap, dengan apa yang sudah didapat dalam pelatihan ini, para mama Papua bisa menerapkan ilmunya di tempat asalnya.
”Saya berharap dengan apa yang sudah diharapkan, bisa diterapkan di sana. Selain itu, produk yang dihasilkan nanti bisa laku. Targetnya bisa berpenghasilan dengan lakunya produk mereka,” kata Wahyudi. [dre]

Tags: