Managemen Air Asia Santuni Keluarga Korban

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Musibah merengut 162 nyawa pada penerbangan Air Asia QZ 8501 memberikan duka mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Maka PT Indonesia Air Asia, selaku pengelola jasa penerbangan Air Asia siap bertanggung jawab memberikan santunan kepada keluarga yang telah ditinggalkan.
Presiden Direktur PT Indonesia Air Asia, Antonius Sunu Widyatmoko, mengungkapkan perusahaannya tetap bertanggungjawab secara penuh kepada keluarga korban yang ditinggalkan. Tanggung jawab bukan hanya diberikan kepada keluarga korban, tetapi juga diberikan kepada kru korban Air Asia QZ 8501 yang jatuh pada Minggu (28/12/14) lalu.
‘’Kami pasti memberikan kompensasi kepada keluaraga korban dan kru pesawat yang ikut menjadi korban. Tentunya uang kompensasi yang kami berikan memang tak bisa mengganti nyawa yang telah hilang, kami memang sangat berduka atas musibah ini. Harapan kami, dengan uang kompensasi paling tidak bisa membantu meringankan keluarga yang ditinggalkan,’’ ujarnya di Crisis Center Terminal 2 Juanda Kamis (1/12) kemarin.
Antonius menambahkan, kini perusahaan tak berfokus kepada pemberian kompensasi dahulu. Namun, perusahaan sedang mengerjakan penanganan pencarian jasad yang belum diketemukan. ‘’Kami terus berkoordinasi dengan Basarnas, selaku lembaga koordinator dalam pencarian musibah Air Asia QZ 8501,’’ ujarnya singkat.
Dari taksiran yang didapat Antonius, taksiran asuransi pesawat ini paling tidak US$100 juta (sekitar Rp1,2 triliun). Adapun kewajiban terhadap penumpang diperkirakan US$27 juta untuk 162 penumpang (per orang diperkirakan US$165.000).

Pembeli Tiket Air Asia di Malang Turun 70 persen
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan membekukan izin maskapai penerbangan Air Asia tujuan Surabaya-Singapura. Pembekuan itu mendapatkan apresiasi positif dari beberapa perusahaan yang bergerak dibidang bisnis tour and travel di wilayah Kab Malang.
‘’Kami berharap kepada pemerintah agar tak tebang pilih terhadap maskapai penerbangan yang lainnya, khususnya untuk menindak oknum penyebab munculnya penerbangan yang diduga tanpa jadwal, seperti terjadi pada maskapai penerbangan Air Asia QZ8501 yang hilang kontak pada Minggu 28 Desember 2014,” kata Manager Area Perusahaan Tour and Travel PT Panorama, Malang Sugiono, Minggu (4/1), kepada Bhirawa.
Menurut Sugiono, dengan dibekukan izin penerbangan Air Asia rute Surabaya-Singapura, maka pemerintah harus lebih tegas mengutamakan kelayakan dan keamanan penumpang. Pemerintah juga bisa memperkecil perang diskon terkait harga tiket pesawat terbang. Sebab, kini harga tiket tujuan Surabaya-Singapura menggunakan jasa penerbangan Air Asia lebih murah dibandingkan maskapai penerbangan yang lainnya.
‘’Jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 telah menciutkan nyali masyarakat yang berniat terbang ke Singapura menggunakan pesawat itu. Sehingga masyarakat lebih memilih terbang dengan maskapai penerbangan lainnya, seperti Garuda Air, Cina Air, dan Singapura Air,’’ terang Sugiono.
Ditempat terpisah, salah satu pengusaha asal Kec Singosari, Kab Malang Eko Prakoso mengatakan, dirinya sering menggunakan jasa penerbangan Asia Air bila ke Singapura. Sebab harga tiketnya lebih murah dibanding dengan maskapai penerbangan yang lainnya. ‘’Tapi setelah Asia Air jatuh maka saya tak lagi berani menggunakan pesawat Air Asia jika akan ke Singapura,” tegasnya. [wil.cyn]

Tags: