Manfaatkan Gragal Batu Bata sen jadi Bahan dasar Beton Self Computing Concrete

Beton self computing concrete meraih juara I dalam International Concrete Competition (ICC) 2018. Kent Setiono (kiri), Nico Christiono dan Ricky Surya menunjukkan piala dan piagam yang diperoleh.

Raih Juara I pada Kejuaraan International Concrete Competition (ICC)
Surabaya, Bhirawa
Manfaatkan gragal batu bara atau bongkaran dinding sebagai bahan utama pembuatan beton, mengantarkan mahasiswa Teknik Sipil Universitas Kristen (UK) Petra menraih juara I kejuaraan Concrete Competition International di Universitas Sebelas Maret (UNS) beberapa waktu yang lalu.
Inovasi yang digagas oleh Kent Setiono, Nico Christiono dan Ricky Surya ini mengacu pada penelitian sebelumnya. Di mana, mereka mengurangi penggunaan semen dan mencari alternatifnya sebagai bahan campuran untuk membuat beton memadat sendiri (self compacting concrete)
“Kami mencoba mengurangi penggunaan semen yang digantikan dengan gragal batu bata dan kalsium karbonat sebesar 30 persen. Dengan kekuatan mencapai 24,5 Mpa saat tes beton dalam satu hari,” ungkap ketua tim, Kent Setiono, Rabu (28/11)
Kekuatan tersebut, lanjut Kent melebihi standart yang berlaku yang mencapai 20 MPa untuk uji beton selama dua hari. Hasil itu karena campuran kalsium karbonat dan gragal batu bata. Menurut dia pemanfaatan gragal batu bata dapat mengurangi buangan yang tidak terpakai. Misalnya, saat renovasi rumah ataupun pemanfaatan bagian bangunan yang runtuh saag terjadi bencana alam gempa bumi. Sedangkan kalsium karbonat membantu menambahkan kekuatan beton.
“Beton yang kami buat selain kuat juga ramah lingkungan dan ekonomis. Sementara bahan-bahannya juga mudah didapatkan dan tidak menyangkal nilai sosialnya,” kata dia.
Lebih lanjut, Kent mengaku jika beton inovasi buatannya tersebut dapat menghemat hingga 42 persen. Akan tetapi, hal itu tergantung pada penggunaan. Jika digunakan untuk hal yang lebih besar, perlu dilakukan penelitian kembali khususnya dari segi komposisinya.
“Kesulitan terbesar dalam membuat beton ini adalah bagaimana mempertahankan kondisi beton untuk tetap encer namun bisa memenuhi syarat beton mudah mengalir yang ditentukan,” tuturnya. Nico Christiono menambahkan syarat beton dapat dikatakan self computing concrete jika flow dari beton berada di kisaran 54 cma hingga 8 cm.
Selain bersaing dengan tim yang berasal dari Indonesia, dalam kompetisi ini Tim yang berjuluk ‘Sim Salabim’ ini juga bersaing dengan tim yang berasal dari Filiphina, Malaysia dan India. [ina]

Tags: