Manfaatkan Online Shop, Kenalkan Icon Surabaya ke Dunia

Florentina Tiffany, mahasiswi semester VII Desain Manajemen Produk Universitas Surabaya, menunjukkan cara memainkan Broad Game I.

“Sliwar-Sliwer Suroboyo” Produk Souvenir Board Game Surabaya

Surabaya, Bhirawa
Upaya mengenalkan kota Surabaya sebagai kota wisata bersejarah, dituangkan oleh Florentina Tiffany, mahasiswi semester VII Desain Manajemen Produk Universitas Surabaya melalui sebuah produk yang dinamakan “Sliwar-Sliwer Suroboyo”.
Pemilihan nama “Sliwar-Sliwer Suroboyo” di akuinya, sebagai cara untuk mendekatkan konsumen atau masyarakat dengan produk yang dibuatnya.
“Dialeg Surabaya kan kental, nama ini kan (Sliwar-Sliwer Suroboyo), berasal dari dialek masyarakat Surabaya sehari-hari” ungkapnya kemarin (17/1) di Seminar Room lantai 2 Gedung International Village Universitas Surabaya (Ubaya).
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa produk Sliwar-Sliwer Suroboyo yang ia buat berbentuk board game. Di mana awal pembuatan produk ini sebagai pemenuhan tugas akhir Desain Manajemen Produk. Selain itu, berdasar informasi yang ia dapatkan dari Asosiasi Pegiat Industri board game Indonesia (APIBGI) yang mengungkapkan jika pertumbuhan pangsa pasar Board Game di Indonesia masih sekitar 9 persen di setiap tahunnya sejak tahun 2015.
Menurut wanita berusia 22 tahun yang lalu Board Game merupakan jenis permainan yang menggunakan papan sebagai alat permainannya. Dia menuturkan jika board game yang dia buat memiliki sisi keunikan. Di mana dalam satu set permainan ada tiga jenis permainan yang berbeda namun masih dalam satu tema yang berkelanjutan.
Seperti, board game I (sejenis puzzle atau penyusunan lempengan sistem knock down), board game II (sejenis board game Tokaido) dan terakhir board game III (sejenis permainan imajinasi kartu). Adapaun Board Game Surabaya yang dia buat antara lain, Taman Bungkul, Siola, Balai Kota, Monumen Kapal Selam, Tugu Pahlawan, Kebun Binatang Surabaya, Blai Pemuda, Museum 10 November, dan Gabungan Monumen Bambu Runcing dan Patung Sura-Baya.
Tiffany sapaan akrab Florentina Tiffany menjelaskan bahwa masing-masing Board Game memiliki cara permainan yang berbeda-beda.
Di akuinya, dalam proses pembuatan Board Game ini, wanita kelahiran Surabaya, 22 Mei 1996 membutuhkan waktu selama satu tahun. Mulai dari pematangan ide konsep, observasi, wawancara, pengumpulan data hingga proses finishing Board Game. Selain itu, tambahnya dana yang di butuhkan dalam pembuatan Sembilan Board Game ini mencapai nominal 3 juta rupiah.
Sementara itu, untuk bahan utama yang dia gunakan dalam pembuatan board game adalah jenis kayu Sungkai. Menurutnya, untuk mendapatkan jenis kayu ini tidaklah sulit. Mengingat kayu tersebut sangat banyak tersedia di Surabaya. Dia mengakui jika sempat kebingungan dalam menentukan jumlah masing-masing karakter ataupun ukuran ketebalan Board Game nya.
“Yang paling sulit sih, pembuatan knock down. Karena harus pas antar lubang lempengnya sehingga bisa terkunci” ujarnya. Disinggung mengenai pemasaran produknya, Tiffany mengungkapkan jika sata ini dia mencoba memasuki pasar internasional. Tujuannya tidak lain untuk mengenalkan “Icon” kota Surabaya di kancah Internasional.
“Saya membidik pasar world wide dengan harga 45 dolar hingga 100 dolar” ungkapnya. Lebih lanjut, dia mengungkapkan jika pemasaran tersebut sudah ia jalankan dari beberapa hari yang lalu menggunakan aplikasi Etsy (online shop yang mayoritas bersifat independen, penjualan bergerak di bidang art and craft yang mempunyai nilai budaya dan originalitas).

Segera Patenkan Produk Board Game “Sliwar Sliwer Suroboyo”
Sebagai tindak lanjut dari produk Board Game “Sliwar Sliwer Suroboyo” yang dibuat mahasiswa nya, Dosen pembimbing ke dua, Guguh Sujatmiko menegaskan bahwa pihaknya akan mematenkan karya produk Florentina Tiffany.
“Dalam waktu dekat kita akan daftarkan ke Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)” tutur Dosen Desain dan Manajemen Produk Guguh Sujatmiko.
Lebih lanjut dia menuturkan, jika produk Board Game “Sliwar Sliwer Suroboyo” yang dibuat mahasiswa bimbingannya membutuhkan promosi dan kampanye untuk mengenalkan produk permainan edukatif dengan tema-tema yang berhubungan dengan Surabaya. Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa fokus produk yang dibuat oleh mahasiswanya hanya mengangkat tema bangunan bersejarah kota Surabaya.
Guguh sapaan akrab Guguh Sujatmiko menuturkan jika pembuatan produk Board Game “Sliwar Sliwer Suroboyo” dinilai tepat untuk di produksi dalam jumlah banyak. Mengingat, lanjutnya, Board Game sendiri banyak diproduksi oleh pasar industri internasional. “mungkin board game pewayangan sudah ada, tapi untuk pengenalan bangunan-bangunan bersejarah dan tempat wisata kan belum ada” tutur pria berkacamata ini.
Lebih lanjut dia menambahkan bahwa produk board game merupakan produk yang pertama kali mengangkat tema bangunan bersejarah dan destinasi kota Surabaya. sehingga hal tersebutlah yang membuat pihaknya untuk mendukung Tiffany dalam membuat produk Board Game “Sliwar Sliwer Suroboyo”. “Yang mungkin nantinya akan jadi souvenir Surabaya” tambahnya
Guguh Sujatmiko mengatakan jika produk mahasiswanya sudah didistribusikan, baik di tingkat lokal maupun Internasional. Lanjutnya, sasaran utama pangsa pasar produk produk Board Game “Sliwar Sliwer Suroboyo” merupakan wisatawan yang berkunjung ke Surabaya, baik turis lokal maupun turis Mancanegara. Dia menambahkan jika produk Board Game “Sliwar Sliwer Suroboyo” cocok digunakan untuk usia anak-anak (6 tahun) hingga dewasa.
“Permaianan ini memiliki segi edukatif sehingga cocok untuk usia enam tahun” tuturnya.
Selain mengenalkan tempat-tempat bersejarah di kota Surabaya, lanjutnya board game juga mengenalkan tentang sejarah singkat bangunan, kontribusi bangunan dan sebagainya.
Sementara itu, pihaknya berencana menggandeng Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bekerja sama dalam memproduksi produk board game dalam jumlah besar. Mengingat jaringan dan potensi UMKM dalam pemasaran sudah mendapatkan tempat tersendiri bagi pelaku usaha besar. [ina]

Tags: