Manfaatkan Potensi Lokal, Ubaya Kembangkan Olahan Ashitaba

Tingkatkan kesejahteraan petani Desa Selotapak, Ubaya kembangkan potensi lokal pengolahan Ashitaba.

Surabaya, Bhirawa
Pemanfaatan potensi lokal jadi fokus utama Universitas Surabaya (Ubaya) dalam Hibah Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah yang didanai Kemenristekdikti tahun 2019-2021. Ubaya melakukan pendampingan kepada petani Desa Selotapak, Trawas, Kamis (22/10) untuk menciptakan produk unggulan daerah yang berasal dari tanaman Angelica Keiskei atau Ashitaba.
Ketua Hibah Produk Unggulan Daerah Desa Selotapak, Prita Ayu Kusumawardhany, menjelaskan, di tahun kedua ini Tim Ubaya membantu serikat tani dalam mengembangkan beragam inovasi Produk Ashitaba. Ini dilakukan untuk memperkuat pasar domestik di masa pandemi Covid 19. Awalnya budidaya Ashitaba atau biasa disebut Seledri Jepang berfokus pada pasar ekspor dan telah berhasil menjadi supplier di berbagai negara seperti Filipina, Amerika, Jepang hingga Korea.
“Tahun ini karena adanya wabah pandemi Covid 19 maka kegiatan ekspor terpaksa berhenti dan tidak memungkinkan dilakukan. Akhirnya kami berfokus dalam penguatan pasar domestik dan membantu meningkatkan konsumsi pangan lokal dengan menciptakan inovasi produk dari Ashitaba,” jelasnya.
Terlebih, pasar domestik cenderung tidak membutuhkan bahan baku tetapi lebih tertarik dengan hasil olahan produk yang bisa dikonsumsi secara langsung. Maka tanaman Ashitaba yang dibudidayakan Tim Ubaya bersama serikat tani di Trawas memiliki potensi cukup besar dan hasil yang baik untuk dikembangkan menjadi sebuah produk. Hal ini tentunya didukung oleh iklim dan struktur tanah di Desa Selotapak yang sangat sesuai untuk menghasilkan tanaman Ashitaba terbaik se-Indonesia bahkan di dunia.
“Tahun pertama, kami memastikan seluruh kebutuhan petani baik dari segi kualitas tanaman hingga kuantitas produksi yang memadahi melalui pengadaan mesin tepat guna. Kami juga telah membuat produk Ashitaba Leaves Tea dan kripik yang sudah dipasarkan hingga mancanegara. Produk Ashitaba Leaves Tea sudah terverifikasi halal,” sambungnya.
Prita bersama anggota tim lainnya yaitu Dr Hazrul Iswandi SS MSi ME, Lanny Kusumawidjaja, SE MM CBC dan Ardhia Deasy Rosita Dewi STP MSc mengembangkan beberapa inovasi produk Ashitaba yang dapat diproduksi dan dipasarkan oleh serikat tani Desa Selotapak. Beberapa inovasi produk Ashitaba yang sedang dikembangkan dan dibuat yaitu permen kunyah (soft candy), kombucha, water kefir, dan tablet effervescent.
“Setiap produk yang dibuat tidak menghilangkan khasiat dari tanaman Ashitaba yakni untuk mengobati beberapa penyakit seperti mencegah kolesterol, darah tinggi, tumor, dan jantung,” tuturnya.
Ditambahkan Dosen Fakultas Teknobiologi Ubaya, Ardhia Deasy Rosita Dewi, tanaman Ashitaba memiliki antioksidan yang tinggi karena mengandung senyawa flavonoid yang mampu mengurangi peradangan dalam tubuh. Disamping itu, Ashitaba juga cocok dikonsumsi saat pandemi untuk mengurangi resiko komorbid dan meningkatkan imunitas tubuh.
“Ashitaba sangat baik bagi tubuh karena mengandung vitamin, mineral yang tinggi, kaya serat, dan anti bakteri dan menjadi pilihan tepat jika mengolahnya menjadi produk permen kunyah, sehingga berkhasiat dalam mengurangi bakteri yang ada di dalam rongga mulut,” ungkap Ardhia.
Ardhia berharap, melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah ini petani Desa Selotapak tidak hanya bergantung pada kegiatan ekspor saja tetapi mulai menciptakan produk yang dibutuhkan pasar domestik.
“Ketika penjualan di market domestik tinggi maka para petani akan mendapatkan demand lebih banyak. Sehingga mereka akan terus bersemangat dalam melakukan produksi atau panen Ashitaba. Semoga dengan adanya demand yang tinggi diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan para petani di Desa Selotapak,” pungkasnya. [ina]

Tags: