Manfatkan Gas Metan hingga Limbah Plastik Menjadi BBM

Dua pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Bojonegoro sedang mengoperasikan alat pengelolaan konversi sampah plastik menjadi BBM di lokasi TPAS setempat, Senin (29/6).

Dua pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Bojonegoro sedang mengoperasikan alat pengelolaan konversi sampah plastik menjadi BBM di lokasi TPAS setempat, Senin (29/6).

Inovasi  Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro, Bhirawa
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) yang berada di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro tak hanya menjadi tempat pembuangan sampah yang dihasilkan oleh warga Kecamatan Bojonegoro dan sekitarnya.  Dari sinilah limbah sampah plastik ini diubah menjadi BBM.
Di lahan seluas 4,75 hektare ini, kegiatan pemilahan hingga pengolahan sampah dilakukan. Tak hanya dilakukan oleh petugas TPAS, para pemulung turut memilah sampah plastik layak jual untuk mendapatkan rupiah.
Tak hanya mengolah limbah sampah plastik yang tak layak jual, tetapi Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bojonegoro juga mengonversi sampah plastik menjadi BBM seperti minyak tanah, solar dan bensin.
“Limbah sampah plastik ini diolah dengan hasil akhir menjadi solar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk diesel dan  mobil kendaraan pengangkut sampah,” ungkap Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Nurul Azizah, Senin (29/6).
Nurul menceritakan perihal alat semi portable berbahan bakar gas metan pemrosesan sampah dengan teknologi yang diterapkannya. Teknologi ini bermula pada 2013 akhir yang mampu mengonversi sampah plastik menjadi bahan bakar dengan metode destilasi sederhana.
“Alat semi portable yang digunakan itu rakitan sendiri, dalam hal ini oleh DKP setempat,” ujarnya.
Tahap pembuatannya, bahan baku berupa plastik bekas yang sudah dipilah lalu dimasukkan ke dalam tabung yang sudah disediakan di atas tungku pembakaran melalui gas metan selama 6 jam. Dalam suhu tinggi plastik akan menguap sebelum dipisahkan.
“Sampah plastik yang dibakar selama lima jam akan menguap, dari uap inilah nanti akan dipisah menjadi minyak tanah. Selain itu menjadi solar hingga bensin dan gas,” jelas Ketua Patrol 21 DKP, Pujiono.
Total ada empat tabung hasil destilasi, makin ke ujung makin besar daya bakarnya. Dan daya tampung tabung pembakaran hanya mampu untuk 10 kilogram plastik yang sudah dipilah.
“Untuk 10 kilogram plastik bisa menghasilkan 5 liter BBM yakni terdiri dari 3 liter solar, kemudian 1 liter minyak tanah dan 1 liter bensin. Setiap hari bisa menghasilkan 5 hingga 10 liter BBM, namun hal itu tergantung bahan baku yang ada,” imbuhnya.
Sistem kerjanya, di mana konversi sampah plastik dipanaskan di atas suhu 400 derajat C hingga berubah jadi uap. Pada suhu tersebut, plastik akan meleleh dan kemudian berubah menjadi gas. Pada saat proses tersebut, rantai panjang hidrokarbon akan terpotong menjadi rantai pendek.
Selanjutknya proses pendinginan dilakukan pada gas tersebut sehingga akan mengalami kondensasi dan membentuk cairan. Cairan inilah yang nantinya menjadi bahan bakar, baik berupa bensin maupun bahan bakar diesel.
“Alat atau mesin pirolisis yang digunakan terdiri atas saluran pemasukan atau intake manipul dari besi. Fungsinya memasukkan sampah plastik ke dalam tangki reaktor, bagian mesin paling besar di atas tungku pembakar,” terangnya.
Tak hanya itu bahan bakar limbah sampah, gas metan hasil pembakaran bisa langsung dialirkan, sehingga lebih ekonomis. Sementara gas metan ini kini disalurkan untuk aktivitas dapur mereka yang bermukim 500 meter dari TPA Banjarsari. Diakui pemanfaatan gas metan ini masih minim karena hanya memenuhi kurang lebih 5 rumah tangga dan 3 unit warung yang berada di lokasi TPAS Banjarsari.
“Sementara memang kami gunakan sendiri untuk keperluan di TPAS dan beberapa rumah warga. Karena proses masih sangat terbatas,” imbuh mantan Camat Kalitidu.
Dengan menggunakan gas metan hasil pemrosesan sampah ini, penggunaan elpiji bisa dikurangi atau bahkan tidak diperlukan sama sekali sehingga mengurangi pengeluaran warga sekitar yang menggunakannya. [bas]

Tags: