Mangkrak, Empat Tahun Pasar Kepuh Sidoarjo

Nasib pasar yang dibangun dengan pinjaman bank.

Nasib pasar yang dibangun dengan pinjaman bank.

Sidoarjo, Bhirawa
Pembangunan pasar modern Kepuh Kiriman, Kec Waru, yang dibangun sejak empat tahun lalu kini menjadi pasar kumuh, jorok dan mangrak tidak terurus karena ditinggal kabur pengembangnya. Pemkab dikibuli karena partner kerja yang dipercaya membangun pasar modern itu tidak bertanggungjawab.
Meskipun dibangun pengembang dari Surabaya namun aset tanah milik Pemkab Sidoarjo. Tahun 2011-2012 lalu Pemkab mengerjasamakan pembangunan pasar dengan pihak ketiga dengan alasan Pemkab kekurangan anggaran. Pihak ketigapun siap bekerjasama dengan pola BTO (Build Transfer Operation) selama 25 tahun. Dalam kerjasama ini pengembang mengucurkan Rp16 miliar. Pada tahun 2012 Bupati Sidoarjo Saiful Ilah melakukan peletakkan batu pertama proyek ini.
Padahal sebelumnya tempat eks subterminal ini menjadi bursa toko emas terbesar di Kec Waru. Ada sekitar 10 toko emas yang hengkang dengan janji mereka akan diberi tempat bila pasar modern selesai. Pada awal mulai dibangun memang tampak kegiatan proyek yang normal. Namun tidak sampai satu tahun sudah berhenti, tidak jelas apakah pengembang kehabisan modal atau oleh sebab lain. Namun beredar kabar, pengembangnya kabur.
Anggota Komisi C DPRD yang berasal dari Dapil V Waru-Taman, M Nasich, menyoroti kenapa pembangunan pasar moder berhenti ditengah jalan. Bukankah sebelumnya dibuat MOU pengembang dengan Pemkab Sidoarjo, termasuk didalamnya menentukan skedule pekerjaan. Dimulai kapan dan selesainya kapan. Berikut sanksinya bagaimana kalau sampai molor, bagaimana tanggungjawab pengembang atas kelambatan itu.
Ia meminta instansi terkait untuk mencari tahu penyebab proyek pasar modern Kepuh Kiriman itu mangkrak. Kalau benar sampai empat tahun tidak dikerjakan ini wanprestasi. Pemilik toko emas yang keluar sementara dari tempat itu pasti sangat dirugikan. Hal ini, menurutnya tidak bisa didiamkan.
Toko Emas Gajah yang dulu tidak pernah sepi, setelah pindah ke pertokoan Wadungasri yang jaraknya hanya 50 meter dari tempatnya semula mengaku kehilangan banyak pelanggannya. ”Di tempat baru ini hanya ada satu toko saja, kalau di tempat lama satu deretan toko emas memiliki daya tarik dan banyak pilihan. Sehingga banyak pelanggan,” keluhnya.
Informasi lain menyebutkan, pengembang pasar modern Kepuh Kiriman, ini tidak profesional. Meninggalkan begitu saja bangkai beton yang tidak tuntas. Ilalang yang tumbuh disekitarnya setinggi atap rumah. Tidak ada penjaga yang merawatnya. Ini juga menjadi modus membobol bank, meminjam uang untuk sebuah proyek namun hanya separoh pinjaman yang digunakan. Dengan meninggalkan persoalan proyek yang tidak tuntas. Sisanya pinjaman tentu masuk kantong. [hds]

Tags: