Manisnya Garifta Tembus Pasar Internasional

Sejumlah petani mangga saat memasarkan hasil produknya kepada pemborong di Kota Situbondo.

Sejumlah petani mangga saat memasarkan hasil produknya kepada pemborong di Kota Situbondo.

Situbondo, Bhirawa
Bulat sedikit lonjong dan dibungkus kulit dengan warna merah gradasi kuning membuat penampilan mangga garifta begitu menggoda. Terlibeh setelah di belah daginnya berwana orange berserat dan berasa manis begitu menyentuh lidah.
Keunggulan inilah yang membuat mangga garifta begitu diburu oleh para penggemar buah dengan nama latin magnifera indica itu. Rasa manisnya ternyata juga sudah dinikmati oleh konsumen di luar negeri.
Melihat potensi itulah, buah garifta yang merupakan akronim dari kata ‘Ga’ yang berarti Mangga, ‘Rif’ berarti Research Institute for Fruit itu, membuat Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Situbondo menetapkan Kecamatan Jangkar dan Kecamatan Arjasa, menjadi sentra mangga ekspor, untuk Kota Santri. Terbukti hingga saat ini, dua kecamatan bertetangga itu sudah mampu merealisasikan tanaman mangga seluas 1.114 hektar jenis tanaman mangga garifta.
Diprediksi tanaman mangga unggulan ini akan terus meluas di Kabupaten Situbondo, sehubungan banyak permintaan dari pasar lokal, nasional maupun internasional.
Menurut Agus Fauzi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo, mangga jenis garifta ini, hanya ada di tiga Kabupaten se Jawa Timur. Tahun depan, kata Agus Fauzi, petani mangga garifta di dua Kecamatan tersebut, diperkirakan sudah mulai mengekspornya ke luar negeri. “Kami memproyeksikan, pada tahun mendaang sudah ada realisasi ekspor komoditas buah unggulan kota Bumi Sholawat ini,” ungkap mantan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) Kabupaten Situbondo itu kemarin (14/1).
Dinas Pertanian Situbondo, lanjut Agus fauzi, akan menjadikan Kecamatan Jangkar dan Kecamatan Arjasa menjadi centra mangga ekspor, karena tanahnya memang cocok untuk  ditanami mangga jenis garifta. “Sebelumnya, dua Kecamatan itu sudah menjadi pailot Projek Pengembangan Agribis Holtikultura atau P2AH,” ungkap mantan Kepala Kantor Lingkungan Hidup itu kemarin.
Menurut Kepala Dinas Pertanian, Agus Fauzi, penentuan dua Kecamatan itu menjadi sentra mangga garifta, sudah melalui proses survey tim ahli. Terbukti, bibit mangga garifta telah mengantongi sertifikat khusus dan hanya diperoleh dari Lembaga Penelitian Mangga di Pasuruan.
Saat ini, sambung Agus Fauzi, penanaman mangga garifta itu sudah masuk tahap ketiga. “Jika tidak ada halangan, tahun depan sudah mulai diekspor ke luar negeri. Diantara Negara tujuan ekspor mangga garifta ini yaitu Singapura, Australia serta beberapa negara lain di kawasan Timur Tengah,” pungkas mantan Kabag Kesra itu. [awi]

Tags: