Manjakan Wisatawan, Buka hingga Malam Hari

Penjual batu akik BTC saat melakukan transaksi dengan pembeli.

Penjual batu akik BTC saat melakukan transaksi dengan pembeli.

Kota Batu, Bhirawa
Demam batu akik merambah semua lapisan, kondisi ini ditangkap positif oleh pelaku usaha di Kota Batu. Untuk memanjakan wisatawan, kawasan Alun-alun Kota Wisata Batu (KWB) kini dilengkapi Pasar Batu Akik.
Wisatawan bisa berbelanja beraneka ragam batu akik di salah satu pusat kuliner Batu Tourism Centre (BTC) Jalan Kartini yang berada di sebelah barat Alun-alun KWB. Di tempat tersebut tidak hanya menyediakan batu yang sudah dipoles saja, melainkan melayani bahan mentah sampai menjadi batu siap pakai.
Salah satu penjual batu akik, Herman mengaku awalnya tidak begitu tertarik dengan batu akik. Namun, melihat banyaknya orang yang mulai menggilai batu akik, ia pun tertarik untuk menjual batu akik. Apalagi ini bisa menjadi salah satu cindera mata bagi wisatawan.
“Saya awalnya hanya menjual pakaian saja di Pasar Batu dan BTC. Tetapi melihat perkembangan batu akik, saya menjadi ikut berdagang pula. Lebih-lebih, ketika pulang ke kampung halaman yaitu Jambi, dititipi saudara batu akik. Ternyata setelah dibawa ke Kota Batu banyak yang tertarik, jadinya ya terjun langsung ke batu akik,” kata Herman yang memiliki stan batu akik berikut pemolesan ini.
Diakui oleh para penjual, transaksi batu akik di Kota Batu belakangan ini naik signifikan. Masyarakat yang selama ini tak begitu tertarik dengan batu, belakangan ini ikut-ikutan menjajal memakai akik. Sehingga, permintaan atas batu akik melonjak. “Tak hanya masyarakat Kota Batu, sejumlah wisatawan juga mulai mengenal pasar batu akik BTC,” tegas Herman.
Saat ini omzet penjualan batu akik mengalami peningkatan secara signifikan. “Paling tidak, omzet sehari saat ini antara Rp 100.000 hingga Rp 1 juta. Saya juga berencana membuka beberapa outlet batu akik,” ujar pemilik outlet Star Gemstone ini.
Kendati masih baru, dia mengakui penjualan batu akik di Kota Batu akan lebih  bergairah. Herman juga bersyukur ada orang seperti pemilik BTC ini  mempunyai inisiatif mendirikan bursa batu akik, sehingga transaksi bisa dilakukan dengan mudah. Tak hanya antara penjual dan pembeli, namun juga sesama penjual.
Herman merupakan penjual bongkahan hingga pelayanan polesan. Hal itu dilakukan setelah dia melakukan survei, dan terlihat bahwa kebanyakan pembeli lebih suka bongkahan. “Mereka bisa membuatnya sesuai selera. Berbeda jika batunya sudah jadi, harganya bisa lebih tinggi,” ungkapnya.
Salah satu penggemar batu akik Kota Batu, Agus Susanto mengungkapkan berdirinya bursa batu di BTC membawa angin segar bagi penggemar batu akik. Sehingga mereka tidak perlu jauh-jauh ke Malang atau daerah lain untuk mencari batu akik. “Sebenarnya di Batu kalau siang banyak penjual batu akik di kawasan Pasar Batu, sayangnya hanya siang saja. Kini setelah ada di BTC, setiap waktu selalu ada,” kata dia.
Pantauan di lapangan, batu akik yang tersedia di kawasan itu mulai batu giok Aceh, panca warna serta batu Yaman. Bongkahan-bongkahan batu akik juga banyak yang menjual. Untuk mengubah bongkahan batu hingga bisa terlihat bagus atau dipoles setidaknya butuh biaya sekitar Rp 35 ribu. Tidak jarang pula di tempat itu terjadi transaksi batu akik atau hanya sekadar menukar batu.  Atau hanya sekadar cuci mata saja. [sup]

Tags: