Mantan Karyawan PT Petrokimia Gresik Sulap Koran Jadi Miniatur

Achmad Amaluddin, saat berpose bersama miniatur hasil karyanya. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Koran bekas yang selama ini hanya dibuat bungkus nasi dan dijual kiloan, rupanya manjadi inspirasi bagi Achmad Amaluddin. Melalui tangan terampilnya, koran bekas itu berhasil diubah menjadi beragam bentuk miniatur menarik dan menghasikan banyak rupiah.
Diantara miniatur yang dibuat Amaluddin selain bangunan Masjidil Haram, pesawat terbang dan kapal angin, juga Gedung WEP (Wahana Ekspresi Pusponegoro) di Jl Jaksa Agungsuprato. Tak hanya itu, mantan karyawan PT Petrokimia Gresik (PG) ini juga mampu membuat miniatur menara Eifel di Paris, Prancis yang cukup terkenal itu.  Menara setinggi sekitar 300 meter lebih yang dibangun selama dua tahun itu mampu dibuat cukup menarik.
Menurut Amaluddin, membuat miniatur meggunakan bahan baku kertas koran bekas itu sebenarnya tidak terlalu sulit. Yang dibutuhknan hanya ketelatenan, kecermatan dan ketenangan. Membuat miniatur ukuran kecil diakui Amaluddin lebih sulit ketimbang besar. ”Masalahnya, kalau kecil itu lebih rumit dan juga harus telaten,” kata lelaki  berusia 57 tahun ini.
Sementara, alat yang dibutuhkan membuat miniatur juga sederhana. Selain gunting dan lem kertas, juga alat penjepit kertas. Dalam membuat miniatur itu Amaluddin cukup dibantu Erma Suruani (52), istrinya dan dikerjakan di rumahnya, Perumahan Bukit Randuagung, Desa Randuagung, Kec Kebomas.
Harga miniatur atau replika itu beragam. Tergantung ukuran dan bentuk miniatur.  Untuk harga mulai Rp150 ribu hingga Rp1,5 juta. ”Seperti miniatur bangunan Masjidil Haram dan pesawat, misalnya. Meski ukarannya sama kecil, harganya lebih mahal Masjidil Haram karena lebih rumit pembuatannya,” kata Amaluddin mencontohkan.
Meski tidak banyak, diakui Amaluddin, usaha yang digeluti sudah hampilr 10 tahun lebih itu dapat membantu perekonomian keluarga. Setiap bulan minimal masih bisa dapat pemasukan Rp2 juta dari limbah koran bekas itu. Untuk memasarkan produk miniatur yang dibuat, selain melalui online, Amaluddin juga melalui media sosial. ”Tapi,  kadang ada juga yang datang langsung ke rumah,” tuturnya. [eri]

Tags: