Mantan Pecandu Narkoba Dilatih Jadi Pedagang Bakso

Kepala BNN Sidoarjo AKBP Indra Brahmana, pengasuh Pondok Sosial Baitur Rahman dan mantan pecandu narkoba di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo saat kegiatan life skill jadi wirausaha. [ali kusyanto]

BNN Sidoarjo Usulkan Produk Bakso Dipatenkan Jika Tembus Luar Negeri
Kab Sidoarjo, Bhirawa
Selama ini mantan pecandu narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba) selalu terpinggirkan. Sebagian masyarakat masih antipati walaupun mereka sudah sembuh dan hidup normal tanpa ketergantungan narkoba. Agar kehidupan mantan pecandu ini semakin lebih baik, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sidoarjo berinisiatif memberikan keahlian khusus. Apa itu ?
Para mantan pecandu yang berkesempatan mendapat pelatihan itu berasal dari wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Sebanyak sepuluh mantan pecandu ini, selain mendapat pelatihan juga mendapat bantuan peralatan lengkap untuk menjadi pedagang bakso.
Pemberian pelatihan ini bisa terealisasi berkat kerjasama lintas sektoral di Kabupaten Sidoarjo. Diantaranya dari BNN Kabupaten Sidoarjo, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sidoarjo, Bank Jatim Cabang Sidoarjo dan pondok sosial pengobatan alternatif bagi pecandu narkoba, yang dikomandani Gus Choliq, warga Desa Kedung Rejo, Kecamatan Waru.
Kegiatan yang pertama kali digelar ini juga membantu dan melatih lima orang calon wirausaha baru, yang nantinya sekaligus akan ikut mengawasi sepuluh pemuda mantan pecandu narkoba itu pasca rehabilitasi. Penyerahan bantuan peralatan dan pelatihan dilaksanakan selama tiga hari, mulai 18-20 Oktober itu, dilakukan di Pondok Sosial (Ponsos) Baitur Rahman Desa Kedung Rejo, Kecamatan Waru.
Sebelum melakukan penyerahan bantuan dan membuka pelatihan, Kepala BNN Sidoarjo, AKBP Indra Brahmana, menyampaikan semoga usaha mulia itu bisa membuat mantan pecandu narkoba bisa hidup mandiri dan tidak lagi menjadi pecandu narkoba.
“Dengan ada kegiatan positif ini, semoga akan bisa membuat mereka tidak sampai lagi menjadi pecandu narkoba, isi hidup dengan hal yang bermanfaat. Bangak cara mencari rejeki Ilahi. Salah satunya dengan usaha bakso ini,” kata AKBP Indra.
Disampaikannya, kegiatan life skill itu hanya satu-saatunya BNN Sidoarjo yang ditunjuk melakualkannya oleh BNN Pusat. Pada 2018 akan dilakukan di Kecamatan Waru, sebab wilayah ini tercatat paling banyak pecandu narkoba di Sidoarjo. Nanti pada 2019, kegiatan life skill itu akan dilaksanakan di wilayah kecamatan lain.
“Saya bahagia dan terima kasih, karena di Sidoarjo banyak pihak yang peduli terhadap kegiatan pasca rehabilitasi bagi pecandu narkoba,” katanya.
Dalam kegiatan life skil tersebut, Pondok Sosial Baitur Rahman selain merehabilitasi juga melatih pembuatan bakso yang diberi nama bakso ‘Salju’. Dari Dinas Koperasi dan UM Sidoarjo memberi pelatihan soal pengemasan dan dari Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo memberi pelatihan soal teknik penyimpanan.
Menurut AKBP Indra, saat ini menjual bakso tidak hanya seperti biasanya. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, menjual bakso bisa sampai luar kota bahkan sampai luar negeri. Ia tahu karena ada bakso dari Indonesia yang sudah bisa dijual sampai Malaysia, Singapura, Hongkong bahkan juga Australia.
“Tidak ada yang tak mungkin kalau kita mau berusaha. Sehingga apabila nanti bakso ‘Salju’ yang diproduksi mantan pecandu narkoba itu sampai bisa menembus pangsa luar negeri, saya menyarankan agar nama bakso ‘Salju’ itu agar dipatenkan,” tandasnya. [ali kusyanto]

Tags: