Mantan Pelari SEA Games Raih Juara 10K

1-lariSurabaya, Bhirawa
Lomba Surabaya 1k yang digelar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya berlangsung cukup meriah. Sebanyak 4.000 peserta mengikuti kegiatan yang digelar di Kampus C Unair, Minggu (30/11). Sayangnya karena miss communiation event tersebut menuai protes dari peserta.
Pada lomba yang salah satunya di sponsori oleh BFI Finance itu, dua mantan pelari SEA Games, atlet asal Bali NicolasĀ  Sila di kelompok putra. Sedangkan juara pertama di kelompok putri atlet asal Jatim, Yulianingsih berhak mendapatkan uang pembinaan masing-masing Rp5 Juta.
Nicolas Sila mengaku senang bisa merebut juara di even ini, karena diikuti oleh pelari dari berbagai daerah, bahkan ada atlet dari luar negeri seperti Amerika, Malaysia dan Brunai. “Persaingan cukup ketat, karena daerah seperti Jateng menurunkan atlet muda yang cukup berbakat. Demikian Jatim juga punya atlet bagus,” kata atlet yang pernah membela Indonesia di SEA Games Palembang 2011 dan Myanmar 2013 itu.
Sedangkan Yulianingsih mengaku senang karena even ini juga melombakan kategori khusus pelajar SD, SMP, SMA. “Ini cukup bagus untuk pembibitan, khususnya bagi pelari asal Jatim,” kata peraih perunggu SEA Games Palembang 2011 di nomor lari gawang 3.000 m itu.
Sayangnya even yang sudah dua kali digelar pada tahun 2013 dan 2014 banyak menuai protes saat pantia mengumumkan pemenang. Banyak peserta yang mengaku kecewa karena mereka menilai panitia tidak konsisten. Pesertan mendengar pengumuman kalau untuk kategori pelajar mulai peringkat 1 sampai 10 akan mendapat hadiah.
Tapi kenyataanya, panitia hanya memberikan hadiah untuk peringkat 1 sampai 5 saja. “Panitia tidak konsisten, katanya peringkat 6 sampai 10 mendapat hadiahm tapi nyatanya tidak,” kata salah satu peserta Muhammad Afiq.
Bahkan karena sangat kecewa, peserta asal Magelang, Jateng Nugroho sempat menyambar kabel mic yang digunakan panitia saat pengumuman juara. Sehingga panitia langsung meminta petugas untuk mengamankan Nugroho. “Saya kecewa mas,” katanya sambil memegang kepala.
Protes lain yang dilancarkan peserta adalah ada beberapa atlet yang seharusnya masuk lima besar malah tidak mendapat hadiah. Namun untuk masalah ini salah satu panitia, Wayang menjelaskan kalau sudah menyiapkan pengawalan khusus kepada pelari yang berada di urutan 10 besar. “Saya mengumumkan berdasarkan data kedatangan peserta di garis finish dan laporan tim pengawal,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dispora Surabaya, Hidayat Syah juga mengaku kecewa dengan kinerja panitia. Karena lokasi garis finish tidak steril dari para penonton maupun peserta jalan sehat yang bebas lalu lalang berjalan di lokasi. Bahkan banyak peserta yang mengaku tidak mengetahui dimana garis finishnya karena banyak orang berlalu lalang. “Seharusnya panitia sigap mengatasi suasana kaya begini,” tegasnya.
Mengenai protes panitia soal urutan 6 sampai 10 yang tidak mendapat hadiah, Hidayat menegaskan kalau untuk kelompok pelajar hanya 1 sampai 5 yang mendapat hadiah. “Mungkin ada miss komunikasi antar panitia dan peserta. Saya berharap tahun depan lebih baik lagi,” katanya.
Untuk tahun depan kemungkinan even ini akan digelar di tengah kota, terutama di kawasan yang terdapat pohon. “Kemungkinan akan kita gelar di kawasan Jalan A Yani,” katanya. [wwn]

Keterangan Foto : Kadispora Surabaya (tengah) dan pihak sponsor BFI Finance, Wibowo (kiri) berpose dengan para juara dari kelompok TNI/Polri. [wawan triyanto/bhirawa]

Tags: