Mantan Wali Kota Mojokerto Meninggal karena Covid-19

Mas’ud Yunus

Mojokerto, Bhirawa
Mantan Wali Kota Mojokerto periode 2013-2018 KH Mas’ud Yunus berpulang ke Rahmatullah karena positif COvid-19 pada, Kamis (27/8) siang. Kiai Mas’ud meninggal saat menjalani perawatan di RS Mitra Keluarga Sidoarjo.
Dalam pesan singkatnya, Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari membenarkan kabar tersebut. Ia pun menyampaikan belasungkawa dan duka mendalam atas meninggalnya salah satu mantan pemimpin Kota Mojokerto tersebut
“Semoga almarhum diberi anugerah husnul khatimah. Semua amal ibadah beliau diterima Allâh SWT. Semua salah dan khilaf beliau mendapatkan ampunan-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi keikhlasan, ketabahan dan kesabaran lahir batin,” kata Ika.
Kiai Mas’ud Yunus yang terlahir pada 1 Januari 1952 itu merupakan santri yang dekat dengan ulama sepuh almarhum KH Akhyat Khalimi atau Abah Yat, salah satu pengasuh pondok pesantren terbesar di Kota Mojokerto.
Kiai yang dikenal semanak itu pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota pada masa kepemimpinan Wali Kota Abdul Gani Soehartono tahun 2009 hingga 2013. Dia kemudian menjadi Wali Kota Mojokerto pada periode 2013-2018.
Dalam masa kepemimpinannya sebagai Wali Kota Mojokerto, almarhum banyak program dan kegiatan yang beliau rintis. Diantaranya Perda mengenai Program Kota Mojokerto Berlingkungan Pendidikan (PKMBP) yaitu jam wajib belajar untuk siswa di malam hari, menerapkan kewajiban zakat bagi PNS Pemkot dan membentuk suasana Kota Mojokerto yang Islami, disamping tetap mengisi kegiatan kerohanian sebagai Ulama di Mojokerto.
Hingga akhir hayatnya, suami dari Siti Amzah itu masih menjabat sebagai Ketua Badan Perkumpulan dan Pendidikan Al-Amin dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Mojokerto.
Sementara itu, sebelum meninggal dunia, Mas’ud memiliki penyakit penyerta, diantaranya diabetes, hipertensi dan jantung koroner. Kabar meninggalnya Mas’ud sempat menyebar melalui pesan berantai melalui aplikasi WhatsApp.
Terkait kabar itu, Kepala Lapas (Kalapas) KelasI Surabaya, Gun Gun Gunawan berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan membenarkan informasi tersebut. “Kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Pak Mas’ud pukul 12.43 WIB di RS Mitra Keluarga Waru,” kata Gun Gun Gunawan.
Gun Gun menceritakan kronologis kejadiannya meninggalnya Mas’ud Yunus. Menurutnya, beliau termasuk dalam salah satu warga binaan yang pernah melakukan kontak dengan salah satu WBP yang dinyatakan positif Covid-19. Namun, tidak menunjukkan gejala atau tergolong OTG. Meski begitu, pada 26 Agustus 2020 pukul 18.00 pihak Lapas tetap memindahkan Mas’ud ke blok kesehatan guna menjalani isolasi.
“Karena hasil swab yang dilakukan tanggal 25 Agustus, beliau dinyatakan terdeteksi Covid-19,” jelasnya.
Selanjutnya, sambung Gun Gun, pada 27 Agustus 2020 pada pukul 07.52 WIB, Mas’ud menunjukkan gejala batuk dan sedikit sesak. Sejam kemudian, pihak Lapas melakukan koordinasi dengan RS Rujukan Mitra Keluarga, Waru. Pada pukul 11.15 WIB, dengan dikawal petugas lapas, Mas’ud diberangkatkan ke rumah sakit.
Masih kata Gun Gun, sekitar satu jam dirawat di rumah sakit, Mas’ud mengalami penurunan irama jantung menjadi 30 kali/ menit. Lima menit berselang, gambaran asystole kemudian flat yang menandakan Mas’ud Yunus meninggal dunia.
Gun Gun mengaku sangat kehilangan. Menurutnya, MY selama ini menjadi tokoh di Lapas. Pasalnya, selama di lapas MY menjadi pengasuh pondok pesantren dan jamaah Masjid Nurul Fuad Lapas yang terletak di Kecamatan Porong. “Kami sangat kehilangan, semoga almarhum khusnul khotimah,” pungkasnya. [min.bed]

Tags: