Mantu Pakde Karwo dan Mantan Pj Wali Kota Masuk Radar Demokrat

Haris Budi Kuncahyo

Pilwali Surabaya 2020
Surabaya, Bhirawa
Partai Demokrat berkomitmen menghadirkan kandidat Wali Kota Surabaya sesuai dengan keinginan masyarakat Surabaya. Demokrat menegaskan memiliki stok kader melimpah untuk dicalonkan di posisi ‘Surabaya 1’.
“Partai Demokrat memiliki banyak figur. Mulai dari kalangan milenial hingga politisi senior ada,” kata Sekretaris DPD Demokrat Jatim, Renville Antonio, Rabu (3/7) kemarin.
Dari kalangan milenial, ada nama Bayu Airlangga. Bayu merupakan Koordinator Muda Mudi Demokrat (komunitas anak muda Partai Demokrat) Jatim. Di kepengurusan partai, Bayu menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD Demokrat Jatim.
Bayu juga menantu Gubernur Jatim dua periode (2009-2014, 2014-2019), Dr H Soekarwo atau yang biasa disapa Pakde Karwo. “Mas Bayu juga memiliki basis masa anak muda. Terbukti, beliau terpilih sebagai Anggota DPRD Jatim 2019-2024, meskipun dari dapil Madiun-Nganjuk (Jatim 11),” katanya.
Selain Bayu, ada juga nama Nurwiyatno yang merupakan politisi senior Partai Demokrat. Pada pemilu 2019, pria yang akrab disapa Cak Nur ini tercatat sebagai salah satu Calon Legislatif (Caleg) Partai Demokrat untuk DPRD Jatim dari dapil Jatim 1 (Surabaya).
Sebelum aktif berpolitik, Cak Nur pernah menjabat sebagai Kepala Inspektorat Jatim di bawah kepemimpinan Gubernur Pakde Karwo. Tak berhenti di situ, Cak Nur juga tercatat sebagai PJ Wali Kota Surabaya pada tahun 2015 lalu. “Kami juga punya figur berpengalaman yang tahu soal Surabaya. Cak Nur pun kami siapkan,” kata Renville yang juga Anggota DPRD Jatim ini.
Kedua figur ini akan ditawarkan oleh partai berlambang Mercy kepada partai lain. Sebab, tanpa adanya koalisi bersama partai lain, Demokrat tak bisa mengusung kandidat sendiri.
Pada pemilu 2019, Demokrat mendapat empat kursi. Sementara untuk bisa mencalonkan kandidat, partai atau gabungan partai politik harus memiliki dua puluh persen perolehan kursi atau 10 kursi DPRD Surabaya.
Dalam komunikasi politik tersebut, Demokrat akan menawarkan kader internalnya untuk posisi Cawali maupun Cawawali. “Bergantung dari proses politik kedepan. Kami membuka peluang kepada seluruh partai politik untuk diajak koalisi,” katanya.
Di luar dua figur tersebut, Demokrat kembali menegaskan belum ada nama lain. Termasuk, dari luar partai. “Sejauh ini, baru ada dua nama itu yang kami siapkan. Prinsipnya, Surabaya menjadi salah satu prioritas yang akan kami menangkan untuk pilkada 2020 mendatang,” katanya.

Independen Disukai Rakyat
Deklarator PENA 98 Haris Budi Kuncahyo menilai calon independen berpotensi besar untuk lebih disukai publik daripada calon dari partai politik. Hal tersebut dia sampaikan menanggapi bursa calon Wali Kota maupun Bupati yang bakal digelar pada 2020 mendatang.
Haris yang lebih akrab disapa Gus Haris ini juga mendukung calon wali kota independen yang memiliki komitmen pada perjuangan kembali ke UUD 1945 Asli bukan Amandemen.
“Karena ini adalah jalan terbaik untuk membangun kepercayaan publik, untuk membangun pemerintahan bersih dan berwibawa,” kata Gus Haris saat ditemui Bhirawa, Rabu (3/7) kemarin di Surabaya.
Pria yang sekarang sedang menempuh Program Doktor Sosiologi Politik di Universitas Muhammadiyah Malang ini membeberkan alasan publik lebih menyukai calon dari independen. Sebab, ketika DPR diusung dari Parpol maka akan berani mengontrol, mengevaluasi bahkan memberi prestasi bagi kepala daerah yang amanah kepada rakyat.
Disamping itu juga meluruskan kepala daerah yang salah dalam kebijakan. “Bisa juga memberikan masukan yang bersifat terbuka dan tidak ewuh pakewuh,” jelasnya.
Perlu diketahui, di Pilwali Surabaya 2020 mendatang telah santer terdengar nama-nama yang hendak mencalonkan diri sebagai Calon Wali Kota Surabaya. Seperti dari PDIP ada Whisnu Sakti Buana, Fandi Utomo dari PKB, Zahrul Azhar As’ad atau Gus Hans dari Golkar, mantan Kapolda Jatim Irjen (Purn) Machfud Arifin, hingga Kepala Bappeko Ery Cahyadi. [geh]

Tags: