Maret, NTP Jatim Turun 0,58

Terbesar di Sub Sektor Tanaman Pangan
Pemprov, Bhirawa
Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim pada Maret 2014 turun 0,58 persen yakni dari 104,67 menjadi 104,07. Penurunan NTP disebabkan turunnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,26 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik 0,32 persen.
Pada Maret 2014, semua sub sektor pertanian mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP terbesar terjadi pada sub sektor tanaman pangan 1,43 persen disusul sub sektor perikanan turun 0,316 persen, sub sektor hortikultura turun 0,22 persen sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,20 persen dan sub sektor peternakan turun 0,09 persen.
Sementara indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,26 persen dari 115,46 pada Februari 2014 menjadi 115,17 pada Maret 2014. Penurunan indeks ini disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petani pada sub sektor tanaman pangan turun 1,09 persen. Sedangkan  empat sub sektor mengalami kenaikan yakni peternakan naik 0,21 persen, tanaman perkebunan rakyat naik 0,13 persen, perikanan naik 0,10 persen dan sektor hortikulturan naik 0,07 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, M Sairi Hasbullah mengatakan, dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada Maret 2014, tiga provinsi mengalami penurunan NTP dan sisanya naik. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur 0,59 persen. Diikuti Daerah Istimewa Yogyakarta 0,56 persen dan Jawa Tengah 0,35 persen.  “Sementara Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan NTP 0,47 persen dani Banten naik 0,30 persen,” katanya, Kamis (1/5).
Menurutnya, sepuluh komoditas utama yang menyebabkan naiknya indeks harga yang diterima petani selama Maret 2012 adalah naiknya harga cabe rawit, udang, sapi potong, kayu nilam, apel, ikan kembung, ikan kakap, ikan tongkol, bawang merah dan ikan layur.
Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga yang diterima petani adalah turunnya harga gabah, ikan bandeng, jeruk, ikan lemuri, cumi-cumi, durian, kopi, kelapa, dan ikan layang .
Sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik 0,32 persen dari 110,31 pada Februari  2014 menjadi 110.67 pada Maret 2014. Kenaikan indeks ini disebabkan  indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) 0,35 persen sementara indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal naik 0,29 persen.
Komoditas utama yang menyebabkan naiknya indeks harga yang dibayar petani selama Maret 2014 adalah cabai rawit, bawang merah, bekatul, bawang putih, broiler finisher, pelet, benih udang, kosentrat, upah pemeliharaan dan es batu.
Sedangkan komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga yang dibayar petani adalah telur ayam ras, jagung pipilan, tomat sayur, daging ayam ras, benih gurami, umpan, bibit ayam ras petelur, kelapa tua, ikan pindang tongkol dan ikan lemuru. [rac]

Rate this article!
Tags: