Marhaban Jamaah Haji

Puluhan ribu kampung di seluruh Indoneisa menyambut kedatangan jamaah haji dari tanah suci. Banyak rumahtangga di berbagai desa semarak berhias ucapan “marhaban,” sekaligus pengharapan haji mabrur. Seluruh tetangga menunggu berbagai cerita perjalanan haji. Terutama informasi suasana sekitar Ka’bah, gua Hira’ (tempat wahyu pertama diturunkan). Serta pengalaman bergaul dengan berbagai bangsa se-dunia.
Selama beberapa hari, jamaah haji yang baru pulang akan menerima kunjungan kerabat, serta keluarga. Biasanya yang paling ditunggu, adalah doa berkah. Karena selama 20 hari (sepanjang siang maupun malam) di Makkah dan Madinah, jamaah dalam lingkup suasana ibadah. Bahkan dalam hadits Nabi SAW, selama 40 hari usai pelaksanaan ibadah haji, jamaah masih dalam lingkup spiritual sangat kuat.
Ragam cerita pengalaman haji, sering pula bersifat personel. Selalu terdapat perbedaan diantara sesama jamaah. Mayoritas jamaah (70%) belum pernah merasakan perjalanan ke luar negeri. Pengalaman pertama bergaul dengan bangsa-bangsa lain dalam lingkup ibadah, niscaya akan memperluas wawasan pemikiran. Selain “kisah sukses,” pelaksanaan ritual komplet, pengalaman bisa mencium hajar aswad biasa menjadi kisah menarik. Karena harus berebut diantara tiga juta jamaah sedunia.
Namun terdapat pula cerita konyol (lucu) yang paling umum. Yakni, terkena razia di bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Disebabkan membawa air zam-zam berlebihan dalam bagasi. Terpaksa, bongkar bagasi, dan air zam-zam yang berlebihan harus ditinggalkan. Tetapi ini bukan masalah besar. Toh di Indonesia sudah banyak dijual air zam-zam. Cinderamata yang lain juga bisa dibeli di Indonesia, tak terkecuali boneka onta, dan maket Ka’bah.
Cerita pelaksanaan ibadah haji, yang baik maupun yang buruk, selalu ber-altar hikmah. Tak terkecuali hujan deras yang mengguyur kota Mina, pada pelaksanaan lempar jumroh. Bahkan langit di Makkah sebelum turun hujan, telah menunjukkan fenomena unik. Antara lain, muncul awan yang membentuk konfigurasi huruf Arab, jelas, terbaca “Allah.” Hujan deras yang turun, diyakini sebagai berkah, mengurangi suhu terik.
Tahun (2019) ini pemerintah Arab Saudi memberi prosedur “eyab” (kepulangan yang mudah) untuk jamaah Indonesia. Kepulangan ke Indonesia tidak melalui terminal khusus haji (yang sangat padat pada musim haji). Melainkan terminal umum (yang lebih lowong), pada lokasi khusus bertenda seperti di Mina. Selain terdapat kantin, dan tempat istirahat, juga diselenggarakan siaran eksibisi yang menarik. Juga tidak perlu lagi antre menyerahkan paspor, cukup cek sidik jari.
Pelaksanaan ibadah haji semakin mudah, dan nyaman, sejak berada di Arab Saudi. Berbagai kemudahan diantaranya, hantaran jamaah menuju halte bus menggunakan mobil golf. Serta penyediaan konsumsi (makan) masakan khas Indonesia. Juga layanan kesehatan lebih baik. Jamaaah yang sakit bisa memperoleh kemudahan pada setiap ritual haji, dengan menggunakan motor-matic roda tiga.
Kendaraan matic digunakan untuk thawaf (tujuh kali mengelilingi Ka’bah), dan sa’i (berjalan cepat antara bukit shafa-Marwa) tujuh kali trip. Disediakan jalur khusus thawaf, dan sa’i, sehingga bisa dilakukan lebih nyaman. Masing-masing bertarif 50 riyal (sekitar Rp 200 ribu). Bisa dibayar dengan uang rupiah pecahan Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu. Sebelumnya, digunakan kursi roda dengan tarif (tawar menawar), dengan rata-rata seharga Rp 1 juta.
Rona bahagia jamaah haji, disambut keluarga dan tetangga di kampung dengan peluk cium. Bisa melaksanakan ibadah haji bukan hanya karena memiliki uang, dan sehat. Melainkan diyakini karena panggilan Ilahi. Selayaknya, sukses melaksanakan ibadah haji akan mengubah perilaku lebih bermanfaat terhadap sesama.

——— 000 ———

Rate this article!
Marhaban Jamaah Haji,5 / 5 ( 1votes )
Tags: