Mark Heward Kunjungi Dua Sekolah di Paiton Kabupaten Probolinggo

Direktur program INOVASI Mark Heward kunjungi SDN Sukodadi 2.

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Direktur Program INOVASI Mark Heward didampingi Program Manager INOVASI Jawa Timur Silvana Erlina bersama tim melakukan kunjungan ke MI Az Zainiyah 3 Desa Randumerak Kecamatan Paiton dan SDN Sukodadi 2 Kecamatan Paiton (perwakilan dari SD dan MI mitra). Kedatangan Direktur Program INOVASI Mark Heward ini disambut oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Dewi Korina didampingi Kepala Bidang Pembinaan SD Dispendik Kabupaten Probolinggo Sri Agus Indariyati serta DF Probolinggo Program INOVASI Vita Novianti.
Direktur Program INOVASI Mark Heward, Senin 18/3 mengungkapkan kunjungannya di MI Az Zainiyah 3 dan SDN Sukodadi 2 bertujuan untuk melihat implementasi program Literasi dan Multigrade di Kecamatan Paiton sekaligus memotivasi agar para pendidik lebih kreatif dan inovatif.
“Kami berharap Program INOVASI menjadi inspirasi dan motivasi untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Probolinggo. Sekaligus meningkatkan komitmen stakeholder pendidikan di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Dari kunjungan tersebut Mark Heward mengaku sangat puas dan melakukan evaluasi bahwa dari Program INOVASI ini terlihat perubahan di kelas mulai pengelolaan kelas sehingga proses pembelajaran menyenangkan siswa. Tentunya dukungan dan komitmen kepala sekolah dan guru yang baik.
“Terima kasih atas support yang luar biasa dari Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo. Diantaranya cost sharing dari APBD tahun 2019 untuk penyebarluasan program INOVASI di kecamatan lain serta support kebijakan melalui penyusunan Perbup (Peraturan Bupati) Tentang Gerakan Literasi dan Multigrade di Kabupaten Probolinggo,” tandasnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Dewi Korina mengatakan Program INOVASI ini merupakan kerja sama antara Pemerintah RI dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Pemerintah Australia dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar.
“Kabupaten Probolinggo mendapatkan 2 Program INOVASI. Yakni, Program pembelajaran kelas rangkap (multi grade) pada 8 sekolah-sekolah kecil di Kecamatan Sukspura dan program literasi yang salah satunya di SDN Sukodadi 2 Kecamatan Paiton,” katanya.
Dewi mengharapkan program-program ini ke depan dapat direplika tidak hanya pada sekolah-sekolah lain di Kabupaten Probolinggo tetapi juga menjadi piloting bagi daerah lain di Indonesia. Tidak terasa sudah 6 bulan program INOVASI berjalan. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan yang sudah diberikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, terutama peningkatan kemampuan literasi, numerasi, kepemimpinan kepala sekolah (leadership), dan kelas rangkap (multigrade), ungkapnya.
Selama kurun waktu Oktober – Desember 2018, kegiatan Training of Trainer (ToT) untuk menguatkan kapasitas fasilitator daerah dari 5 kabupaten/kota telah dilaksanakan. Nantinya, para faslititator daerah inilah yang akan menjadi garda depan kabupaten/kota dalam penguatan kemampuan literasi, numerasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan kelas rangkap di lingkup Kelompok Kerja Guru (KKG), paparnya.
Tahun 2019 akan diawali dengan peningkatan kualitas pembelajaran yang akan dilakukan secara terus-menerus dan terprogram di KKG.Ini kemudian dilanjutkan dengan mentoring di kelas, dengan harapan guru-guru semakin percaya diri dan mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran sesuai dengan konteks lokal.
Dari penguatan KKG ini, kami berharap akan melihat banyak perubahan dari hasil belajar siswa, di mana siswa nantinya mampu menggunakan berbagai sumber belajar untuk menggali berbagai informasi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Harapan terbesar kami, siswa mampu menulis laporan secara terstruktur dari apa yang mereka pelajari dan mereka juga berani mempresentasikan dan mempublikasikan hasil belajar mereka, tuturnya.
Ini semua merupakan bagian dari literasi dasar bagi anak – anak yang perlu dukungan dari semua pihak, baik secara moral maupun material. Semoga tahun 2019 menjadi tahun perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik, tandasnya.
Kepala SDN Sukodadi II Kabupaten Probolinggo mengungkapkan, “Selama ini kepala sekolah saat melihat para guru sudah melaksanakan pembelajaran PAKEM sudah dianggap bagus dan selesai. Mereka kurang memantau proses pembelajaran berbasis PAKEM itu harus seperti apa. Dengan adanya lokakarya ini, kami seperti diingatkan kembali terkait pembelajaran PAKEM di kelas harus seperti apa,” terangnya. Ia pun berencana menghidupkan kembali KKG mini di sekolahnya agar nantinya inovasi yang sudah dikembangkan oleh setiap guru dapat disebarluaskan kepada guru lainnya.
Dukungan pengembangan lokakarya ini lebih lanjut diungkapkan oleh Fathur Rozi, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo. Beliau berharap, pasca mengikuti lokakarya ini, seluruh kepala sekolah harus membuat strategi tindak lanjut. “Kabupaten Probolinggo sejak awal telah berkomitmen untuk melaksanakan Program INOVASI dan mengembangkannya dengan sungguh-sungguh. Untuk itu saya berharap seluruh sekolah dapat membuat inovasi di sekolahnya masing-masing dan harus membuat perubahan yang lebih baik setelah selesai mengikuti lokakarya,” tambahnya.(Wap)

Tags: