Marwah Daud Penuhi Panggilan Penyidik Polda Jatim

Marwah-Daud-Ibrahim-saat-memenuhi-panggilan-penyidik-Polda-Jatim-dalam-kasus-pada-Padepokan-Dimas-Kanjeng-Taat-Pribadi-Senin-(1710].-(abednego bhirawa].j

Marwah-Daud-Ibrahim-saat-memenuhi-panggilan-penyidik-Polda-Jatim-dalam-kasus-pada-Padepokan-Dimas-Kanjeng-Taat-Pribadi-Senin-(1710].-(abednego bhirawa].j

Polda Jatim, Bhirawa
Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Marwah Daud Ibrahim memenuhi pemanggilan penyidik Ditreskrimum Polda Jatim, Senin (17/10). Marwah diperiksa kaitannya dalam dugaan kasus penipuan bermodus penggandaan uang dengan tersangka Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng.
Memakai baju blazer ungu, Marwah mendatangi gedung Ditreskrimum Polda Jatim sekitar pukul 09.15 pagi. Salah satu yang menjadi pertanyaan banyak pihak dalam kasus dugaan penipuan bermodus penggandaan uang di Padepokan Dimas Kanjeng ialah misteri uang mahar anggota padepokan yang disebut-sebut triliunan rupiah.
Di mana uang itu kini masih belum diketahui keberadaannya. Informasi diperoleh di lingkungan penyidik Ditreskrimum Polda Jatim, soal uang triliunan rupiah itu juga menjadi materi pertanyaan pada pemeriksaan Marwah Daud.
Sebelum jalani pemeriksaan, ditanya soal uang mahar anggota padepokan, Marwah Daud enggan berbagi informasi dengan awak media. Bahkan pihaknya akan menjelaskan soal itu kepada penyidik.
Begitu juga saat ditanya perihal uang kas pendaftaran anggota dan uang kas Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng, lagi-lagi Marwah enggan berkomentar. “Nanti (soal pertanyaan uang yayasan) ke penyidik,” singkatnya kepada wartawan, Senin (17/10).
Disinggung terkait bungker uang di rumah dan area Pedepokan, Marwah menyerahkan hal itu kepada penyidik Polisi. “Biar itu jadi upaya Polisi untuk mencari kebenarannya. Saya tidak pernah melihat (bunker uang),” kata anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia itu.
Bahkan, dalam struktur Yayasan Pedepikan Dimas Kanjeng, Doktor lulusan American University, Washington DC, itu menuturkan, dia menjadi Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng sejak Agustus 2016 lalu.
Berdasarkan dokumen yayasan, anggota padepokan sebanyak 23 ribu orang yang berasal dari seluruh Indonesia. Menyoal perihal pengikut Dimas Kanjeng yang masih bertahan di Padepokan, Marwah meminta agar bersabar dan mengikuti proses hukum yang berjalan.
“Kita semua mencari kebenaran. Dan kita tunggu ketetapan hukum dari penegak hukum,” tegasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono membenarkan pemanggilan  Marwah Daud. Bahkan, lanjut Argo, penyidik memeriksa juga lima saksi lainnya yang berperan sebagai sultan di Padepokan Dimas Kanjeng. “Hari ini lima saksi para sultan tersangka Taat menjalani pemeriksaan. Sementara suami ibu Marwah (Ibrahim Tajul) belum datang,” beber Argo.
Ibrahim Tajul, lanjut Argo, turut diperiksa sebagai saksi karena diketahui bahwa di Padepokan Dimas Kanjeng juga aktfi sebagai salah satu koordinator. Sementara Marwah Daud Ibrahim diketahui sebagai Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng. “Kita tunggu sampai nanti hasil pemeriksaannya seperti apa,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan, Marwah Daud disebut-sebut berkaitan dengan Dimas Kanjeng karena namanya tertera sebagai Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng yang berkedudukan di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Padepokan ini diasuh oleh Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng.
Dimas Kanjeng dan padepokannya jadi buah bibir setelah dia ditangkap oleh petugas gabungan Polres Probolinggo dan Polda Jatim di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Kamis, 22 September 2016.
Dia disangka mengotaki pembunuhan dua anak buahnya, Ismail Hidayat dan Abdul Gani. Selain itu, Dimas juga ditetapkan sebagai tersangka penipuan bermodus penggandaan uang. Diduga, korbannya puluhan ribu orang dengan total kerugian korban sekira ratusan miliar, bahkan bisa triliunan. (bed]

Tags: