MAS Terapkan Pemotongan Kurban Syar’i, Higienis dan Ramah Lingkungan

Para relawan memasukkan daging yang sudah siap didistribusikan ke dalam kemasan berupa besek dan bakul dari anyaman bamboo. [trie diana/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Panitia Kurban Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) bersama relawan menyelesaikan pengemasan daging kurban menggunakan besek, di Masjid Al-Akbar, Surabaya, Senin (12/8) kemarin. MAS membagikan 3.000 paket berisi 1,5 kilogram daging kurban dengan besek sebagai upaya untuk meminimalisir sampah plastik. Tahun ini Masjid Al-Akbar Surabaya menyembelih 22 ekor sapi dan 99 ekor kambing.
Menurut Humas MAS, Helmy M Noor, dengan sapi Presiden Jokowi seberat satu ton 80 kilogram, sapi Gubernur, Khofifah Indar Parawansa seberat satu ton dan sapi Wakil Gubernur, seberat 950 kilogram, serta 19 ekor dan 98 ekor kambing lainnya, diestimasikan akan menghasilkan sebanyak 3 ribu paket daging dengan berat 1,5 kilogram.
Proses penyembelihan, pengulitan, pemotongan daging hingga pengemasan ke dalam besek melibatkan 135 relawan dari Remaja Masjid MAS dan para guru mengaji.
”Dengan memotong sapi sebanyak 22 ekor sapi dan 99 ekor kambing kami mengestimasikan akan menghasilkan sekitar 3 ribu paket daging kurban. Dan akan penyalurannya melibatkan RT dan RW di sekitar Kelurahan Pagesangan dan Kelurahan Gayungan berdasarkan data Keluarga Miskin, juga ada proposal dari Masyarakat yang telah masuk dan sudah diverifikasi,” jelas Ustadz Helmy ketika ditemui disela – sela penyembelihan hewan kurban.
Sedangkan kepada masyarakat dan masjid – masjid di Kota Surabaya, Ustadz Helmi berharap, bisa melakukan pemotongan hewan kurban dengan konsep yang syar’i, higienis dan ramah lingkungan. Contohnya, tahu lalu membungkus daging korban yang dibagikan dengan menggunakan tas kresek, tetapi untuk tahun ini MAS menggunakan besek sebagai pembungkusnya.
”Kami berharap masyarakat dan masjid – masjid lainnya bisa melakukan hal yang sama dengan MAS. Yakni pemotongan dengan syar’i, higienis dan ramah lingkungan. Ya seperti yang anda lihat pembungkus daging yang kami gunakan adalah besek. Dan bila masyarakat dan masjid lainnya tidak bisa melaksanakan tahun ini bisa melaksanakannya pada tahun depan,” pinta Ustadz Helmy.
Sementara itu, Tim Kesehatan Hewan Kurban MAS, Dr Hani Pjumeriastuti drh MKes menjelaskan, pemeriksaan sebelum mati atau pemeriksaan antemortem sudah dilakukan Hari Sabtu (10/8) lalu. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan jerohan setelah disembelih dengan melibatkan empat dokter hewan, yakni dua dokter dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan dua dokter hewan dari Dinas Peternakan Pemkot Surabaya dan enam mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
”Setelah disembelih, tim dokter hewan melakukan pemeriksaan terhadap jerohan yakni hati, paru – paru dan ginjalnya, untuk melihat apakah ada penyakitnya atau tidak. Sebab bila ada penyakitnya, seperti penyakit cacing hati maka hati yang ada cacingnya harus dibuang dan tidak boleh dikonsumsi. Namun dagingnya masih bisa layak konsumsi,” tandas Dr Hani. [fen]

Tags: