Masa Panen Telat, Harga Tembakau di Bojonegoro Anjlok

Bojonegoro,Bhirawa
Sejumlah petani dan pedagang tembakau di Bojonegoro mengeluhkan penurunan harga tembakau selama beberapa pekan terakhir sehingga menyebabkan mereka merugi besar.
“Saat ini harga jual daun tembakau basal paling mahal hanya sekitar Rp 1.200 per kilogram. Padahal, sebelumya harga jualnya tembus kisaran Rp 2.700 hingga Rp 3.000 per kilogram,” ujar Sukijan, salah satu petani di Kecamatan Purwosari Kabupaten Bojonegoro.
Ia mengaku tidak tahu pasti penyebab jatuhnya harga tembakau selama beberapa pekan terakhir. Dugaan sejumlah petani tembakau lain, harga mulai anjlok karena masa panen yang terlambat.
Menanggapi hal itu, Kasi Tanaman Rempah dan Empon-empon, Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro, Bambang Wahyudi mengatakan, tanaman tembakau yang masih ada tinggal di spot-spot tertentu akan berdampak pada petani harga jual turun.
Pasalnya, petani tembakau tersebut saat tanam masuk yang belakangan, padahal panen raya tembakau sendiri sudah lewat beberapa bulan lalu.
“Jadi petani tembakau yang masih memanen saat ini pastinya harganya turun, apalagi memasuki awal musim penghujan,” ujar Bambang, kemarin (5/11).
Turunnya harga tembakau tersebut, Menurut Bambang, ada beberapa faktor diantaranya sudah lewat masa panen tembakau, juga bisa karena ada ulah dari tengkulak.
“Selain itu, anjloknya harga tersebut bisa diakibatkan karena adanya permainan tengkulak, sehingga petani tembakau hanya pasrah saat hasil tembakau dibeli,” tandasnya.
Dari data yang diperoleh, total luas lahan tembakau yang ada di Bojonegoro tahun 2019 ini 11.210 ribu hektar, jumlah itu tersebar di 18 kecamatan. Rata-rata lahan tembakau yang ditanam di Bojonegoro ada 3 jenis yakni tembakau Virginia, RAM dan Jawa. [bas]

Tags: