Masifkan Tracing, 19 ASN Pemprov Jatim Positif Covid-19

Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Khofifah: Jangan Stigma ASN yang Reaktif
Pemprov, Bhirawa
Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jatim mendapat prioritas dalam penanganan Covid-19. Hal ini seiring upaya tracing yang dilakukan ke seluruh OPD dan ASN di bawah Pemprov Jatim. Dari hasil tracing itu, 19 ASN ditemukan positif dan langsung mendapatkan perawatan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan, berbagai upaya yang dilakukan Pemprov sesungguhnya untuk melindungi dirimasing-masing ASN. Karena itu, bagi OPD yang belum rapid test segera pastikan untuk rapid test. Selanjutnya, bagi para ASN jangan khawatir kalau di rapid test kemudian hasilnya reaktif.
“Saya sendiri tidak bisa dihitung berapa kali reaktifnya. Jadi nggak usah khawatir, rapid test kemudian reaktif terus malu. Apanya yang malu? tidak ada yang tabu dan tidak ada aib dari Covid-19,” tutur Gubernur Khofifah di sela Halal Bihalal bersama ASN Pemprov Jatim di Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim, Selasa (23/6).
Terkait hasil tracing tersebut, Khofifah menegaskan kepada kepala OPD maupun kepala sekolah, jangan ada yang menstigma jikalau ada anggota, staf, atau tetangga yang akhirnya reaktif maupun positif. Setelah rapid test, jika hasilnya reaktif maka langsung diswab.
“Ini harus kita lakukan dan jangan ada yang ditutup-tutupi seluruh OPD. Kita proteksi dengan memberikan prioritas layanan bagi ASN yang reaktif agar segera diswab. Kalau positif maka cepat mendapat treatment,” tutur mantan Menteri Sosial RI tersebut.
Bagi ASN yang diketahui reaktif, Khofifah mengimbau agar tidak pulang ke rumah dan segera melakukan isolasi di tempat yang telah disiapkan Pemprov Jatim. Sebab, jika isolasi dilakukan secara mandiri, khawatir suami atau istri atau anaknya tidak tega. Sehingga satu rumah kena semua. “Kasus seperti ini sudah banyak ditemukan. Maka untuk menghindari penularan dalam satu keluarga sebaiknya isolasi di tempat yang sudah ditentukan. Misalnya isolasi di BPSDM bagi ASN Pemprov,” tutur Khofifah.
Khofifah menegaskan, berapa banyak ASN yang reaktif maupun positif harus cepat terproteksi. “Jangan ada yang menyebut ini aib atau ini tabu. Ini sesuatu yang memang harus dihadapi bersama,” tegas Khofifah.
Lebih lanjut dijelaskannya, di Jatim seribu pertama penularan Covid-19 terjadi pada rentang waktu 35 hari. Kemudian pada penularan seribu ke 2 ribu menjadi 24 hari, 2 ribu menjadi 4 ribu 18 hari, dari 4 ribu menjadi 8 ribu 14 hari. “Jadi seperti itu percepatan Covid-19 di Jatim. Mama sebelum vaksin ditemukan, disiplin adalah vaksinnya,” tandas Khofifah.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim Nurcholis menuturkan, dari 55 OPD Pemprov yang telah melakukan rapid test sebanyak 35 OPD. Sementara jumlah ASN yang telah mengikuti rapid test sebanyak 7.286 orang dari total 77.953 ASN Pemprov. “Yang sudah melakukan rapid sebanyak 9,35 persen dan 90,65 persen belum menjalani rapid test,” tutur Kholis.
Dari jumlahrapid test yang dilakukan, hasilnya sebanyak 218 ASN reaktif. Sementara jumlah ASN yang positif setelah dilakukan swab sebanyak 19 orang. “Setelah ada yang reaktif langsung kita swab. 174 sudah di swab dan 49 masih menunggu antrean,” pungkas Kholis. [tam]

Tags: