Masih Perlu Perbaikan, Raih Peringkat Dua ME Award

Dua siswa SMA Muhammdiyah 3 Surabaya, Shoffiah machdia dan M Farhan Firmansyah menunjukkan cara kerja Robot Line Tracer kategori Maze-solving yang meraih peringkat dua pada ME Award beberapa waktu yang lalu.

Surabaya, Bhirawa
Tim Robotik SMA Muhammadiyah 3 Surabaya duduki peringkat dua dalam perebutan Muhammadiyah Education Award pada 8 Agustus lalu di Universitas Muhammadiyah Malang. Tim yang beranggotakan Shoffiah Machdia dan M Farhan Firmansyah ini mampu meraih prestasi terbaiknya, setelah sebelumnya tim robotik Smamga hanya mampu berada di posisi harapan IV.
Ketua tim Robotik Shoffiah Machdia mengungkapkan keberhasilan timnya dalam meraih peringkat kedua tidak lain karena robot line tracer micro kategori maze-solving mampu merebut garis finish dengan waktu tercepat. Selain itu, robot miliknya tersebut juga mampu menyelesaikan cek poin yang diminta dengan sempurna.
“Dalam lomba Robotik ini ada dua ronde. Keduanya, memiliki cek poin yang berbeda. Ronde pertama kita mampu mencatat waktu 8,36 detik. Ronde ke dua 9.61 detik,” jelasnya.
Untuk tahun ini, robot yang digunakan merupakan robot lama yang pernah digunakan pada ajang yang sama tahun lalu. Hanya saja, ada beberapa pergantian komponen robot yang ditambahkan. “Seperti ganti sensor, IC Driver, dan motor penggerak atau dinamo,” lanjut dia.
Selama satu bulan, tim robotik Smamga merombak robot lamanya. Mulai dari pergantian komponen seperti sensor, pembuatan desain motherboard, desain bodi hingga proses uji coba robot line tracer kategori maze-solving.
“Sayangnya, robot kami agak pelan, karena penggunaan baterai 1000 volt. Sedangkan pada waktu kompetisi, punya kompetitor lebih cepat,” sambung dia. Selain itu, tambah dia, dari segi pengoperasian robot terkadang robot berjalan tidak sesuai dengan program. “Robot ini labil, kadang bisa kadang enggak. Ini yang harus diperbaiki di tahun depan,” tandas siswi kelas XII IPA ini.

Harapkan Tim Robotik SMAMGA Tak Terbuai Juara
Meskipun meraih peringkat kedua ditingkat Nasional pada gelaran Muhammadiyah Education (ME) Award, hal tersebut justru membuat pebimbing tim robotik SMA Muhammadiyah 3 Surabaya, Muhammad Hafiizh Imaduddin tidak puas akan prestasi yang ditorehkan siswa bimbingannya, yaitu Shoffiah Machdia dan M Farhan Firmansyah. Pasalnya, Muhammad Hafiizh mengungkapkan jika ada beberapa aspek yang harus dibenahi oleh tim asuhannya tersebut. Mulai dari spesifikasi motor robot yang menurutnya masih bisa diganti menjadi yang lebih baik. “Komponen yang lama perlu diperbarui rangkaian ‘otak’ robot bisa diganti dengan tipe yang lebih banyak fitur. Selain itu logika pemrogramman robot juga bisa ditambahkan fitur,” ungkap dia.
Sebagai ‘otak’ robot yang mempunyai prinsip kerja seperti manusia, mitrokontoler yang digunakan pada robot maze-solving tipe ATmega 32 yang seharusnya bisa diganti menadi tipe yang lebih besar memorinya.
Mahasiswa Departement Elektro, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ini mengaku jika penampilan timnya tergolong belum maksimal dalam kejuaraan robotik maze-solving tingkat SMA dalam ME Award pada 8 Agustus yang lalu.
“Masih banyak yang bisa ditingkatkan. Salah satunya dari kecepatan robot anak-anak ini. selain itu, lomba robot kemarin pesertanya lebih sedikit dari tahun lalu. Jadi faktor itu juga yang kurang menantang bagi saya,” ujar dia.
Ia berharap, untuk kejuaraan robotic selanjutnya, timnya bisa memberikan prestasi yang lebih baik lagi. “yang nggak ketinggalan, lebih disiplin dan kerja keras lagi. Itu kuncinya,” pungkas dia. [ina]

Tags: